JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah mereaksi terjadinya bentrokan berdarah di Buol, Sulawesi Tengah, yang menewaskan tujuh warga. Dia menyalahkan pemerintah daerah dan aparat keamanan setempat yang dinilai kurang sigap berkoordinasi untuk mengatasi insiden penyerangan markas polisi di Buol itu.
''Ini tidak bisa diterima. Saya akan meminta pertanggungjawaban gubernur dan bupati. Saya juga akan meminta pertanggungjawaban kepolisian,'' tegas SBY dalam sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin (2/9).
Dia berpendapat, bentrokan warga versus polisi yang menewaskan tujuh warga tersebut seharusnya bisa dicegah. Asalkan, ada koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan aparat keamanan. Menurut SBY, semestinya gubernur, bupati, dan camat aktif berkomunikasi. Jika eskalasi meningkat, TNI bisa berkolaborasi dengan Polri untuk mengatasi keadaan.
SBY memandang, rasa tanggung jawab, profesionalisme, sinergi, dan koordinasi masih belum berlangsung dengan baik. Pemimpin yang baik, kata dia, harus mengerti situasi yang tengah terjadi. Insiden awal yang menjadi pemicu, ujar dia, seharusnya bisa cepat direspons dengan sumber daya yang dimiliki.
''Kalau solusinya hanya mengandalkan dua SSK Brimob dikirim ke depan, keadaan geografisnya tidak memungkinkan, masih harus ditambah lagi, pasti terlambat,'' ungkapnya.
''Kita punya pengalaman pada waktu lalu. Antisipasi yang kurang, sinergi yang tidak baik, respons yang kurang, dan tanggung jawab yang tidak penuh (membuat) yang semestinya bisa kita cegah terjadi. Atau semestinya korbannya bisa kita kurangi, tapi malah lebih besar,'' tambahnya.
Sebagaimana diberitakan, tujuh warga tewas tertembak dan belasan lainnya luka-luka karena bentrokan fisik antara warga dan polisi di Mapolsek Biau, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, Selasa (31/8) pukul 22.30 Wita.
Ratusan warga mendatangi dan menyerang markas polisi itu gara-gara salah seorang tahanan, Kasmir Timumun, tewas di dalam sel pada Minggu malam (29/8). Sebelum terjadi bentrokan dengan aparat, warga nglurug mapolsek dan meminta pertanggungjawaban atas kematian Kasmir. Mereka menduga, pemuda 19 tahun tersebut dianiaya aparat hingga tewas di dalam penjara.
Karena itu, presiden meminta segera dilakukan investigasi. Pelanggar hukum harus ditindak tegas. ''Kita tidak boleh membiarkan di negeri ini anarki demi anarki terus berlangsung. Tapi, bagi yang lalai menjalankan tugasnya, perlu mendapatkan sanksi. Siapa pun,'' tegasnya.
SBY juga meminta aparat tetap waspada meski situasi mulai mereda. ''Hari-hari yang penuh dengan ketegangan itu harus terus dikelola, dijaga,'' katanya.
Dia mencontohkan kerusuhan di Priok, Batam, Jawa Timur, dan Jawa Tengah yang membutuhkan waktu beberapa lama untuk pulih. ''Saya minta Menko Polhukam dan jajarannya, karena dalam intuisi saya mengatakan masih akan ada buntutnya, dilakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk tidak meluas, segera diredakan, dipulihkan, kemudian pada saatnya nanti tegakkan hukum,'' ujarnya.
Di tempat terpisah, Kapolri Bambang Hendarso Danuri menyatakan, saat ini kepolisian menambah pasukan dua SSK. ''Untuk mencegah agar perusakan tidak meluas, kami mengimbau di bulan Ramadan ini jangan sampai ada tindakan kekerasan. Serahkan kepada prosedur, kepada kepolisian, untuk mendalami,'' ungkapnya. ''Kalau nanti yang salah anggota kami, pasti diambil tindakan. Tapi, sekarang jangan ada kekerasan yang merugikan,'' ujarnya.
Sementara itu, Menko Polhukam Djoko Suyanto mengungkapkan bahwa situasi di Buol berangsur normal. Warga mulai beraktivitas seperti biasa. ''Sudah ada bantuan TNI dan Brimob untuk jaga keadaan di sana,'' jelasnya.
Di tempat terpisah, Kabareskrim Komjen Pol Ito Sumardi menyatakan akan menindak tegas jika memang nanti ditemukan anggota polisi yang menjadi sumber kerusuhan berdarah itu. Namun, penyelidikan tetap dilakukan sesuai prosedur hukum.
Kadivhumas Mabes Polri Brigjen Pol Iskandar Hasan menuturkan, dalam perkembangan terakhir, polisi sudah memeriksa empat orang yang diduga kuat terlibat dalam kerusuhan itu. Bahkan, selain masyarakat sipil, anggota kepolisian tak luput dari pemeriksaan. ''Kapolseknya (Kapolsek Biau) jelas kami periksa. Selain itu, penjaga tahanannya,'' ucapnya di Mabes Polri kemarin. (sof/kuh/c5/ari)
0 comments:
Post a Comment