JAKARTA - Tayangan bertema kekerasan yang ditampilkan media televisi masih sangat marak. Badan Informasi Publik (BIP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan bahwa berdasar pemantauan yang dilakukan selama bulan Ramadan, intensitas tayangan televisi yang tidak layak ditampilkan belum menunjukkan tren menurun.
Pemantauan tayangan televisi selama bulan Ramadan 1431 H ini memang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai pembelajaran dan pendidikan publik melalui tayangan televisi selama bulan suci.
''Tren yang terjadi akhir-akhir ini adalah tontonan menjadi tuntunan. Justru dari hasil temuan dikhawatirkan pemirsa mendapatkan tuntunan yang tidak sesuai dengan nilai kesucian bulan Ramadan,'' kata Kepala BIP Kemenkominfo Freddy H. Tulung di Jakarta kemarin (2/9).
Staf Ahli BIP Teguh Himawan menyatakan, di antara sebelas stasiun televisi yang dipantau selama sepuluh hari pertama Ramadan ditemukan 1.252 adegan kekerasan fisik, kekerasan psikis, mistik, dan mesum atau cabul. Rekapitulasi itu merupakan hasil memantau tayangan televisi seputar program acara Ramadan 1431H. ''Temuan 1.252 adegan tersebut disebutnya setara dengan 125 adegan per hari atau 13 adegan per televisi per hari, atau 3-4 adegan per jam per televisi per hari,'' tutur Teguh.
Data tahun ini menyebutkan bahwa porsi terbesar pelanggaran tayangan televisi adalah terkait kekerasan fisik sebanyak 499 adegan (39,9 persen), psikis 487 (38,9 persen), mesum 222 (17,7 persen), dan mistik 44 (3,5 persen).
Tolok ukur pemantauan televisi itu merujuk pada UU Penyiaran, UU Perlindungan Anak, Pedoman Perilaku Penyiaran, serta Standar Program Penyiaran KPI dan Etika Media, sedangkan waktu pemantauan dilakukan selama 10 hari, yakni pada 12-21 Agustus 2010 selama hari kerja dan akhir pekan. Waktu pemantauan adalah waktu berbuka puasa (16.00-17.00 WIB) dan waktu sahur (03.00-05.00 WIB). ''Kedua periode itu dipilih karena jumlah penonton saat sahur meningkat 12 kali lipat (1.200 persen) dan 35 persen saat berbuka,'' kata Freddy.
Angka tersebut naik tajam jika dibandingkan dengan hasil pemantauan tahun-tahun sebelumnya. (zul/c4/kum)
0 comments:
Post a Comment