SIDOARJO - PT Angkasa Pura I (AP I) tidak mau kecolongan atas keluar masuknya barang di Bandara Juanda. Selasa malam (15/6), petugas gabungan dari PT AP I, Lanudal, dan satgas bandara melakukan sidak di gudang kargo. Sasarannya adalah barang-barang yang dianggap mencurigakan.
Sidak pertama dilakukan di gudang kargo internasional. Barang yang diperiksa berasal dari Malaysia, Hongkong, dan Singapura. Pemeriksaan tersebut menggunakan anjing pelacak. Petugas menggeledah barang-barang itu. Petugas tidak menemukan barang ilegal, baik yang akan dikirim atau masuk.
Anjing pelacak memang mengendus dua kotak barang. Tapi, dua kotak tersebut ternyata peti jenazah. Ada dua jenazah yang dikirim dari Malaysia. Satu jenazah warga negara Indonesia yang berobat ke negeri jiran itu, kemudian meninggal di sana. Satu lagi adalah jasad warga negara Malaysia, yang leluhurnya berasal dari Indonesia dan akan dimakamkan di Indonesia.
Sidak dilanjutkan ke gudang kargo nasional. Sama dengan pemeriksaan di gudang kargo internasional, petugas bersama anjing pelacak langsung menelusuri ratusan barang. Barang-barang itu akan dikirim ke Jakarta, Makassar, dan beberapa daerah di luar Jawa.
Komandan Lanudal Juanda Kol Dadun Kohar mengatakan, sidak tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan. Tujuannya, memberikan shock therapy kepada penjahat. "Kami tunjukkan bahwa tidak ada celah untuk penjahat," ujar dia.
Dia juga mengatakan bahwa keamanan diperketat di tiga titik. Yakni, terminal kedatangan nasional dan internasional serta gudang kargo. Tiga titik itu dianggap rawan kejahatan. "Kami prioritaskan, mengingat Juanda adalah pintu masuk ke Jawa Timur," terang dia.
General Manager PT AP I Trikora Harjo menambahkan, pengawasan di gudang kargo akan ditingkatkan. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui barang yang dilarang terbang. Misalnya, barang yang mengandung gas dan mudah meledak. "Contohnya korek. Tekanan gas di dalamnya sangat kuat," papar dia.
Selain itu, petugas becermin pada tiga kali penggagalan penyelundupan sabu-sabu Mei lalu. Berdasar kasus tersebut, diduga penyelundupan barang terlarang sekarang tidak lagi melalui Bandara Soekarno-Hatta, melainkan Juanda. "Maka, kami antisipasi sejak dini," tegas Trikora. (riq/c11/nw)
Sidak pertama dilakukan di gudang kargo internasional. Barang yang diperiksa berasal dari Malaysia, Hongkong, dan Singapura. Pemeriksaan tersebut menggunakan anjing pelacak. Petugas menggeledah barang-barang itu. Petugas tidak menemukan barang ilegal, baik yang akan dikirim atau masuk.
Anjing pelacak memang mengendus dua kotak barang. Tapi, dua kotak tersebut ternyata peti jenazah. Ada dua jenazah yang dikirim dari Malaysia. Satu jenazah warga negara Indonesia yang berobat ke negeri jiran itu, kemudian meninggal di sana. Satu lagi adalah jasad warga negara Malaysia, yang leluhurnya berasal dari Indonesia dan akan dimakamkan di Indonesia.
Sidak dilanjutkan ke gudang kargo nasional. Sama dengan pemeriksaan di gudang kargo internasional, petugas bersama anjing pelacak langsung menelusuri ratusan barang. Barang-barang itu akan dikirim ke Jakarta, Makassar, dan beberapa daerah di luar Jawa.
Komandan Lanudal Juanda Kol Dadun Kohar mengatakan, sidak tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan. Tujuannya, memberikan shock therapy kepada penjahat. "Kami tunjukkan bahwa tidak ada celah untuk penjahat," ujar dia.
Dia juga mengatakan bahwa keamanan diperketat di tiga titik. Yakni, terminal kedatangan nasional dan internasional serta gudang kargo. Tiga titik itu dianggap rawan kejahatan. "Kami prioritaskan, mengingat Juanda adalah pintu masuk ke Jawa Timur," terang dia.
General Manager PT AP I Trikora Harjo menambahkan, pengawasan di gudang kargo akan ditingkatkan. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui barang yang dilarang terbang. Misalnya, barang yang mengandung gas dan mudah meledak. "Contohnya korek. Tekanan gas di dalamnya sangat kuat," papar dia.
Selain itu, petugas becermin pada tiga kali penggagalan penyelundupan sabu-sabu Mei lalu. Berdasar kasus tersebut, diduga penyelundupan barang terlarang sekarang tidak lagi melalui Bandara Soekarno-Hatta, melainkan Juanda. "Maka, kami antisipasi sejak dini," tegas Trikora. (riq/c11/nw)
0 comments:
Post a Comment