JAKARTA - Sidang gugatan pilwali Surabaya kembali dihelat Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta kemarin petang (22/6). Agendanya adalah mendengarkan kesaksian para lurah dan camat terkait dengan kecurangan yang dituduhkan pasangan Arif Afandi-Adies Kadir (Cacak).
Dalam sidang itu, para camat dan lurah kompak membantah tuduhan Cacak. Mereka juga menolak disebut mendukung pasangan Tri Rismaharini-Bambang Dwi Hartono. Sebelumnya, kubu Cacak mempersoalkan pertemuan para camat dan lurah di sebuah rumah makan beberapa hari sebelum coblosan. Pertemuan itu juga dihadiri Wakil Ketua Dewan Whisnu Sakti Buana. Nah, kubu Cacak menuding pertemuan tersebut merupakan upaya untuk mengondisikan para camat dan lurah agar memenangkan Risma-Bambang. Namun, tuduhan itu dibantah para lurah dan camat.
Sekretaris Camat Rungkut Ridwan Mubarun, misalnya. Dalam kesaksiannya, dia membantah bahwa pertemuan tersebut diarahkan untuk memenangkan salah satu pasangan. "Saya sendiri hadir karena ada undangan dari Pak Camat (Camat Rungkut Irvan Widyanto, Red)," katanya. Dia menjelaskan, undangan makan-makan itu merupakan agenda rutin para camat dan lurah di Surabaya. Menurut dia, agenda rutin dalam pertemuan tersebut adalah membahas permasalahan-permasalahan aktual di kalangan lurah dan camat.
Ridwan juga menegaskan bahwa dalam pertemuan itu, Whisnu tidak mengarahkan para camat dan lurah untuk memenangkan salah satu pasangan. "Saya ingat, pidato Pak Whisnu. Kami diminta untuk mengawal pilkada agar berjalan dengan baik," jelasnya. Dia lalu menjelaskan poin-poin penting yang disampaikan Whisnu saat itu. Di antaranya, camat dan lurah harus mengawal pilkada dengan baik, kalau ada kecurangan, langsung laporkan ke panwas. Selain itu, Whisnu meminta peserta pertemuan tidak golput. "Jadi, tidak ada arahan untuk memilih calon tertentu," ujarnya.
Selain itu, Ridwan mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, semua peserta membayar makan sendiri-sendiri. "Saya habis banyak," ucapnya sambil tersenyum. Pernyataan Ridwan itu diperkuat kesaksian Lurah Bulak Dari yang juga hadir dalam pertemuan. "Makan-makan kayak itu sering dilakukan," ucap Dari.
Camat Semampir Pentarto juga mengakui adanya pertemuan tersebut. Di kalangan pemkot, Pentarto dianggap sebagai salah seorang pendukung Cacak. Karena itu, Cacak menang telak di Semampir. Selisih suara Cacak dari Risma lebih dari 11 ribu. Namun, Pentarto membantah disebut mendukung pasangan tertentu.
Dalam kesaksiannya, Pentarto mengatakan bahwa Whisnu ikut memberikan sambutan dalam pertemuan para camat dan lurah itu. Namun, lanjut dia, tidak ada ikrar untuk memberikan dukungan kepada salah satu pasangan. Pentarto menjelaskan, tidak ada bagi-bagi suvenir dan uang untuk memenangkan salah pasangan. "Tapi, saya tahulah tujuannya untuk apa. Pokoknya, intinya semacam itulah," kata Pentarto. Namun, dia tidak bisa menerangkan lebih lanjut maksud perkataannya itu.
Menariknya, dalam kesaksiannya, Pentarto juga tersudut. Ditanya oleh Trimoelja bahwa ada dua lurah di jajarannya, yakni Lurah Tambak Wedi dan Wonokusumo, yang difasilitasi untuk bertemu langsung dengan Arif Afandi, Pentarto akhirnya mengaku. Artinya, indikasi kecurangan yang melibatkan aparat pemerintahan juga dilakukan oleh pasangan Arif Afandi-Adies Kadir.
Camat Rungkut Irvan Widyanto juga menjadi saksi dalam sidang tersebut. Dia mengakui telah mengumpulkan sejumlah PPK (panitia pemilihan kecamatan) di ruang kerjanya. Dalam pertemuan tersebut, Irvan memberikan instruksi dengan nada keras. Dia meminta agar pengurus PPK tidak bermain-main dengan suara yang ada. "Saya memang mengumpulkan mereka," aku Irvan dalam persidangan. Namun, pertemuan itu bertujuan agar PPK tidak mempermainkan suara yang saat itu sudah masuk ke kecamatan.
"Menurut saya, kondisi saat itu gawat. Sebab, ada indikasi bahwa salah satu pasangan meminta agar PPK menggelembungkan suara salah satu pasangan. Jadi, saya meminta agar jangan sampai terjadi pelanggaran di sana," jelasnya.
Di bagian lain, Wakil Ketua DPRD Surabaya Whisnu Sakti Buana membenarkan dirinya hadir dalam pertemuan bersama camat dan lurah. Namun, dia menolak jika pertemuan itu dianggap skenario. ''Kebetulan saja saya makan di situ. Dan mungkin para lurah dan camat tersebut sungkan kalau tidak mengajak saya bergabung, jadi saya pun bergabung,'' tuturnya.
Whisnu mengatakan, dirinya sempat bicara kepada para aparat pemerintahan tersebut. ''Saya minta agar PNS tetap netral. Bahwa, bilang kepada keluarganya untuk tidak golput, dan juga bila melihat kecurangan segera lapor panwas. Hal-hal normatif yang saya sampaikan,'' tuturnya. (kuh/c7/oni)
0 comments:
Post a Comment