Pages

Powered by Blogger.
 
Wednesday, June 30, 2010

Korban Tewas Akibat Kerusuhan di Kirgistan Bisa Mencapai 2 Ribu Orang

[ Sabtu, 19 Juni 2010 ]

Kerusuhan Kirgistan

OSH - Kali pertama sejak pecah kerusuhan etnis di kota Osh pada 10 Juni lalu, Presiden interim (sementara) Kirgistan Roza Otunbayeva mengunjungi lokasi kejadian kemarin (18/6). Dalam kesempatan itu, dia mengatakan bahwa korban tewas akibat kerusuhan tersebut bisa mencapai 2 ribu orang.

''Saya akan menambahkan jumlah korban tewas sebanyak sepuluh kali dari data resmi yang dilaporkan,'' terang Otunbayeva seperti diungkapkan jubirnya, Farid Niyazov.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Kirgistan mengumumkan bahwa jumlah korban tewas dalam bentrok etnis Uzbek dan Kyrgyz hanya 191 orang. Tapi, menurut presiden 59 tahun itu, jumlah yang dilaporkan tersebut tidak termasuk korban tewas yang langsung dimakamkan, sesuai tradisi muslim.

Otunbayeva dan jajaran pemerintah sementara tiba di Alun-Alun Kota Osh kemarin pagi. Mereka menumpang helikopter. Kondisi kota kedua terbesar di Kirgistan itu porak-poranda. Sisa-sisa kerusuhan masih tampak jelas. Bahkan, sebagian kota berpenduduk sekitar 250.000 orang itu rata dengan tanah. Bahkan, beberapa sudut kota terlihat gosong karena dibakar. Pemandangan memprihatinkan itu tidak hanya terlihat di permukiman, tapi juga pertokoan dan perkantoran.

Sayang, Otunbayeva yang kemarin mengenakan rompi antipeluru dan dikawal ketat pasukan bersenjata lengkap tidak singgah di permukiman etnis Uzbek. Konon, kawasan itulah yang menderita kerusakan paling parah. Sebab, etnis Uzbek-lah yang menjadi target serangan etnis Kyrgyz yang mendominasi negeri Asia Tengah itu. Saat disinggung soal bentrok antaretnis tersebut, Otunbayeva berang. ''Kami sudah terbiasa hidup berdampingan dan kami akan terus begitu,'' ungkapnya.

Dia juga membantah laporan yang mengatakan bahwa pemerintahannya tidak serius mengatasi kerusuhan. "Berikan sedikit harapan kepada kami. Jangan bilang kami tidak berupaya (memulihkan keadaan). Pasukan kami sedang berusaha mengatasinya,'' tandas pemimpin sementara yang akan berusaha memenangkan legitimasi dari rakyatnya lewat referendum 27 Juni mendatang.

Secara terpisah, Jubir UNICEF Christiane Berthiaume mengatakan bahwa kerusuhan tersebut berdampak buruk pada sedikitnya 1 juta warga di Kirgistan dan Uzbekistan. Sebab, warga etnis Uzbek yang merasa menjadi sasaran amuk etnis Kyrgyz mengungsi ke Uzbekistan dan meminta perlindungan di negara tetangga. Akibatnya, warga Uzbekistan harus rela berbagi tempat tinggal dan makanan dengan para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal.

''Itu (1 juta) hanya angka perkiraan agar kami bisa merancang skema bantuan dan rencana restorasi untuk memulihkan kondisi Kirgistan. Jumlah pasti korban bisa lebih sedikit atau lebih banyak," papar Berthiaume seperti dilansir Associated Press. Saat ini, lanjut dia, tiga jenis bantuan yang paling dibutuhkan para pengungsi adalah makanan, air, dan obat-obatan.

PBB memprediksi, warga Kirgistan yang mengungsi dari wilayah selatan negeri mereka 400 ribu orang. Sebanyak 100 ribu di antaranya berlindung di Uzbekistan. Sementara ribuan sisanya masih tertahan di perbatasan Kirgistan-Uzbekistan. (hep/c4/dos)

0 comments:

Post a Comment

Updates Via E-Mail

Labels