[ Selasa, 22 Juni 2010 ]
Prancis v Afrika Selatan
BLOEMFONTEIN - Tuan rumah Afrika Selatan (Afsel) dan runner-up edisi 2006 Prancis membutuhkan keajaiban untuk lolos ke 16 besar Piala Dunia (PD) 2010. Kemenangan saja tidak menjamin mereka lolos, berapa pun skornya. Sebaliknya, kedua tim sangat potensial tersingkir jika laga lainnya, Meksiko melawan Uruguay, berakhir imbang.
Situasi macam itulah yang dihadapi Prancis dan Afsel jelang bentrok pemungkas grup A malam ini (siaran langsung RCTI, pukul 21.00 WIB). Kondisi tersebut terjadi lantaran kedua tim sama-sama baru mengemas satu poin. Di sisi lain, Uruguay dan Meksiko sudah mengumpulkan empat poin. Satu-satunya cara untuk lolos ke 16 besar adalah memenangi pertandingan, lalu berdoa agar laga Uruguay versus Meksiko tidak berakhir dengan hasil seri.
"Menjadi kompetitor berarti kami harus berjuang hingga akhir meskipun kesempatannya sangat kecil," papar Raymond Domenech, pelatih Prancis, seperti dilansir Reuters. "Harapan kami untuk lolos masih terjaga dan memang harus kami jaga selama-lamanya," tambah dia.
"Ini soal kebanggaan, soal kehormatan Prancis. Merebut PD adalah mimpi yang harus dikejar. Meskipun kondisi tim sedang diselimuti mendung seperti sekarang," tutur pelatih yang kontraknya habis setelah PD 2010 itu.
Mendung yang disebut Domenech bukan saja terkait dengan masalah teknis. Lebih dari itu, timnya memang sedang dirundung masalah internal. Sabtu lalu (19/6) dia terpaksa memulangkan striker Nicolas Anelka yang memakinya dalam latihan. Bukannya selesai, masalah bahkan semakin ruwet dengan adanya aksi mogok latihan yang dilakukan para pemain.
Problem internal itu jelas memecah konsentrasi penggawa Les Bleus -julukan Prancis- jelang duel hidup mati di Stadion Free State, Bloemfontein, malam ini. Insiden tersebut membuat kondisi mental Patrice Evra dkk kacau. Mereka juga dilanda ketakutan akan terulangnya memori buruk edisi 2002. Saat itu Prancis yang berstatus juara bertahan harus kandas di babak pertama.
"Saya seharusnya berada di kamar, bersantai. Rileks untuk menghadapi game. Tapi, situasinya tidak memungkinkan bagi kami semua untuk melakukan itu. Saya sangat sedih," papar Evra kepada Associated Press. "Kami adalah pemain-pemain top dan tidak bisa lolos ke babak kedua turnamen major? Sungguh tak bisa diterima," tambah bek Manchester United itu.
Di sisi lain, Afsel juga dicekam kekhawatiran besar. Jika tidak bisa mengalahkan Prancis, pasukan Carlos Alberto Parreira tersebut bakal menjadi tuan rumah pertama yang gagal lolos dari fase grup. Ketakutan itu menjadi motivasi tersendiri buat Steven Pienaar dkk. "Itu bakal jadi bencana buat kami. Tuan rumah, tapi tak bisa melaju ke babak kedua. Kami tidak ingin itu terjadi," tandas Pienaar kepada AFP.
Kebalikan dengan Prancis yang amburadul, kondisi penggawa Bafana Bafana -julukan Afsel- sangat bagus. Mereka fokus dan penuh motivasi. Krisis yang menghantam sang calon lawan tidak membuat mereka terlena.
"Suasana tim Prancis yang tidak harmonis mungkin akan membuat mereka rapuh. Itu bisa kami manfaatkan," ungkap fullback Tsepo Masilela. "Tapi, mereka pasti juga memburu kemenangan, seperti halnya kami." tegasnya. (na/c9/ca)
---
Perkiraan Pemain
Prancis (4-4-2) : 1-Lloris (g), 2-Sagna, 5-Gallas, 3-Abidal, 13-Evra ; 8-Gourcuff, 19-Diaby, 7-Ribery, 15-Malouda ; 10-Govou, 12-Henry
Pelatih : Raymond Domenech
Afrika Selatan (4-3-1-2) : Joseph (g), 2-Gaxa, 4-Mokoena, 20-Khumalo, 3-Masilela ; 11-Modise, 6-Sibaya, 8-Tshabalala ; 17-Parker ; 9-Mphela, 10-Pienaar
Pelatih : Carlos Alberto Parreira
Di Atas Kertas
Dalam tiga pertemuan kontra Afsel, Prancis dua kali menang dan sekali seri. Afsel bisa memanfaatkan faktor tuan rumah untuk meraih angka maksimal.
BLOEMFONTEIN - Tuan rumah Afrika Selatan (Afsel) dan runner-up edisi 2006 Prancis membutuhkan keajaiban untuk lolos ke 16 besar Piala Dunia (PD) 2010. Kemenangan saja tidak menjamin mereka lolos, berapa pun skornya. Sebaliknya, kedua tim sangat potensial tersingkir jika laga lainnya, Meksiko melawan Uruguay, berakhir imbang.
Situasi macam itulah yang dihadapi Prancis dan Afsel jelang bentrok pemungkas grup A malam ini (siaran langsung RCTI, pukul 21.00 WIB). Kondisi tersebut terjadi lantaran kedua tim sama-sama baru mengemas satu poin. Di sisi lain, Uruguay dan Meksiko sudah mengumpulkan empat poin. Satu-satunya cara untuk lolos ke 16 besar adalah memenangi pertandingan, lalu berdoa agar laga Uruguay versus Meksiko tidak berakhir dengan hasil seri.
"Menjadi kompetitor berarti kami harus berjuang hingga akhir meskipun kesempatannya sangat kecil," papar Raymond Domenech, pelatih Prancis, seperti dilansir Reuters. "Harapan kami untuk lolos masih terjaga dan memang harus kami jaga selama-lamanya," tambah dia.
"Ini soal kebanggaan, soal kehormatan Prancis. Merebut PD adalah mimpi yang harus dikejar. Meskipun kondisi tim sedang diselimuti mendung seperti sekarang," tutur pelatih yang kontraknya habis setelah PD 2010 itu.
Mendung yang disebut Domenech bukan saja terkait dengan masalah teknis. Lebih dari itu, timnya memang sedang dirundung masalah internal. Sabtu lalu (19/6) dia terpaksa memulangkan striker Nicolas Anelka yang memakinya dalam latihan. Bukannya selesai, masalah bahkan semakin ruwet dengan adanya aksi mogok latihan yang dilakukan para pemain.
Problem internal itu jelas memecah konsentrasi penggawa Les Bleus -julukan Prancis- jelang duel hidup mati di Stadion Free State, Bloemfontein, malam ini. Insiden tersebut membuat kondisi mental Patrice Evra dkk kacau. Mereka juga dilanda ketakutan akan terulangnya memori buruk edisi 2002. Saat itu Prancis yang berstatus juara bertahan harus kandas di babak pertama.
"Saya seharusnya berada di kamar, bersantai. Rileks untuk menghadapi game. Tapi, situasinya tidak memungkinkan bagi kami semua untuk melakukan itu. Saya sangat sedih," papar Evra kepada Associated Press. "Kami adalah pemain-pemain top dan tidak bisa lolos ke babak kedua turnamen major? Sungguh tak bisa diterima," tambah bek Manchester United itu.
Di sisi lain, Afsel juga dicekam kekhawatiran besar. Jika tidak bisa mengalahkan Prancis, pasukan Carlos Alberto Parreira tersebut bakal menjadi tuan rumah pertama yang gagal lolos dari fase grup. Ketakutan itu menjadi motivasi tersendiri buat Steven Pienaar dkk. "Itu bakal jadi bencana buat kami. Tuan rumah, tapi tak bisa melaju ke babak kedua. Kami tidak ingin itu terjadi," tandas Pienaar kepada AFP.
Kebalikan dengan Prancis yang amburadul, kondisi penggawa Bafana Bafana -julukan Afsel- sangat bagus. Mereka fokus dan penuh motivasi. Krisis yang menghantam sang calon lawan tidak membuat mereka terlena.
"Suasana tim Prancis yang tidak harmonis mungkin akan membuat mereka rapuh. Itu bisa kami manfaatkan," ungkap fullback Tsepo Masilela. "Tapi, mereka pasti juga memburu kemenangan, seperti halnya kami." tegasnya. (na/c9/ca)
---
Perkiraan Pemain
Prancis (4-4-2) : 1-Lloris (g), 2-Sagna, 5-Gallas, 3-Abidal, 13-Evra ; 8-Gourcuff, 19-Diaby, 7-Ribery, 15-Malouda ; 10-Govou, 12-Henry
Pelatih : Raymond Domenech
Afrika Selatan (4-3-1-2) : Joseph (g), 2-Gaxa, 4-Mokoena, 20-Khumalo, 3-Masilela ; 11-Modise, 6-Sibaya, 8-Tshabalala ; 17-Parker ; 9-Mphela, 10-Pienaar
Pelatih : Carlos Alberto Parreira
Di Atas Kertas
Dalam tiga pertemuan kontra Afsel, Prancis dua kali menang dan sekali seri. Afsel bisa memanfaatkan faktor tuan rumah untuk meraih angka maksimal.
0 comments:
Post a Comment