Pages

Powered by Blogger.
 
Friday, June 25, 2010

Rusuh Etnis di Kirgistan, Pemerintah Perpanjang Status Darurat

[ Senin, 21 Juni 2010 ]

OSH - Situasi kota Osh berangsur kondusif. Militer Kirgistan mulai membersihkan barikade di wilayah komunitas Uzbek kemarin (20/6). Meski demikian, pemerintah memperpanjang status darurat hingga 25 Juni.

Pembongkaran barikade tersebut lancar. Namun, masih ada kekhawatiran bahwa pembersihan itu akan memicu terjadinya kerusuhan baru di negara Asia Tengah tersebut. Sebab, warga Uzbek sebelumnya menyatakan bahwa militer terkesan memihak etnis Kirgis dan tidak berbuat banyak saat kerusuhan pecah.

Kendaraan lapis baja militer terlihat menyingkirkan mobil-mobil yang terbakar, pilar-pilar beton, dan potongan pohon yang disusun sebagai benteng pertahanan di sepanjang distrik Uzbek selama kerusuhan terjadi.

Data resmi pemerintah menyatakan, kerusuhan tersebut menelan korban hingga 2 ribu orang dan memaksa 400 ribu penduduk meninggalkan rumahnya untuk mengungsi ke tempat lebih aman.

Di sejumlah wilayah etnis Uzbek, warga membantu personel militer meruntuhkan barikade. ''Operasi berjalan dengan baik,'' ujar Letnan Kolonel Zhunus Kalmatov, yang mengawasi pembongkaran sejumlah barikade, kepada Agence France-Presse.

Saat menonton pembongkaran barikade di kampungnya, Shahid-Tepa, seorang warga Salizhan Numazhanov, berharap agar kehidupan segera normal kembali. ''Tentu saja kami khawatir. Tapi, kami tidak akan mendirikan kembali barikade ini kalau situasinya tetap tenang seperti ini,'' terang wanita 64 tahun yang adiknya tewas dalam kerusuhan etnis tersebut.

Pemerintah interim Kirgistan menyatakan akan memperpanjang pemberlakuan status darurat di Osh dan sekitarnya hingga 25 Juni. Status darurat yang diberlakukan sejak 11 Juni itu seharusnya berakhir Minggu kemarin (20/6).

Kerusuhan antaretnis tersebut me­rupakan yang terparah sejak jatuhnya Uni Soviet. Para korban hidup kepada AFP mengisahkan bahwa kekerasan yang terjadi sangat brutal dan dilakukan milisi bersenjata etnis Kirgis. Targetnya adalah etnis Uzbek yang jumlahnya terus meningkat hingga 14 persen dari total populasi Kirgistan sebanyak 5,3 juta jiwa.

Organisasi kemanusiaan internasional menyatakan, setidaknya satu juta orang terkena dampak kerusuhan etnis tersebut. Termasuk 100 ribu orang yang mengungsi ke negara tetangga, Uzbekistan, dan 300 ribu jiwa yang mengungsi di perbatasan.

Sabtu (19/6) pemerintah kepada seorang utusan dari Amerika berjanji akan melakukan investigasi terhadap penyebab kerusuhan etnis tersebut. ''Pemerintah sementara meyakinkan kami bahwa mereka akan menyelidiki penyebab terjadinya kekerasan. Selain itu, sebuah investigasi serupa harus dilakukan badan internasional yang kredibel,'' terang Robert Blake, staf menteri luar negeri AS untuk wilayah Asia Selatan dan Tengah, setelah pertemuan dengan pejabat setempat di ibu bota Bishek.

''Sungguh penting bagi pemerintah sementara untuk mengembalikan atmosfer kepercayaan dan keamanan. Dengan begitu, para pengungsi di Uzbekistan dan sebagian wilayah berjanji merasa nyaman untuk kembali ke rumah,'' tandasnya.

Saat ini PBB meningkatkan pe­nyaluran bantuan ke Kirgistan setelah mengeluarkan seruan terkait perlunya bantuan kemanusiaan. Program Pangan Dunia (World Food Programme) dijadwalkan akan mengirimkan 110 ton makanan ke Osh dan Andijan di Uzbekistan kemarin (20/6). Sekitar 100 ribu pengungsi tinggal di tenda-tenda di sejumlah wilayah Uzbekistan. Salah satu di antaranya, di Stadion Nasional Uzbek. (cak/c4/dos)

0 comments:

Post a Comment

Updates Via E-Mail

Labels