Afsel-Meksiko Berbagi Angka di Laga Pembuka
1 Afrika Selatan v Meksiko 1
JOHANNESBURG - Tuan rumah Afrika Selatan (Afsel) gagal memetik poin penuh dalam laga perdana Piala Dunia 2010 melawan Meksiko tadi malam. Bermain di hadapan sekitar 90 ribu penonton di Stadion Soccer City, Johannesburg, Afsel yang leading lebih dulu melalui gol Siphiwe Tshabalala pada menit ke-55, harus menerima hasil imbang 1-1 setelah Rafael Marquez menyamakan kedudukan pada menit ke-79.
Sejatinya, Meksiko tampil lebih impresif di awal laga. Dengan formasi agresif 4-3-3, pasukan Javier Aguirre itu langsung menggebrak dan menciptakan sejumlah peluang. Namun, penampilan gemilang Situmeleng Khune di bawah mistar Afsel membuat peluang Meksiko yang diperoleh Giovanni dos Santos, dan Guillermo Franco tak membuahkan gol.
Kubu Meksiko sempat melayangkan protes ketika wasit Ravshan Irmatov asal Uzbekistan menganulir gol Carlos Vela pada menit ke-37. Wasit beralasan bahwa Vela berada dalam posisi offside.
Penganuliran gol tersebut tampak mempengaruhi mental para penggawa Meksiko. Jelang babak pertama habis, mulai tampak lubang di sektor tengah El Tri, julukan Meksiko. Sebaliknya, Steven Pienaar dkk sudah menemukan form terbaik sehingga bisa menyusun serangan balik. Itu membuat Meksiko yang menguasai 55 persen ball possession cukup frustrasi.
Counter attack pula yang mengawali gol Afsel. Setelah menerima bola panjang dari kotak penaltinya sendiri, Tshabalala memenangi adu sprint melawan tiga defender Meksiko. Tendangan kerasnya tidak mampu dibendung oleh kiper Meksiko Oscar Perez.
Meksiko baru bisa bangkit ketika Aguirre melakukan sejumlah pergantian pemain. Dia memasukkan Andres Guardado demi memperkuat sektor tengah. Di sektor depan, penyerang senior Cuauhtemoc Blanco dan Javier Hernandez menggantikan duet Carlos Vela dan Guillermo Franco.
Dengan pergerakan lebih efektif, El Tri mampu memenangi perebutan bola di sektor tengah. Meksiko pun kembali mengancam. Puncaknya, Marquez menyamakan kedudukan dengan tendangan jarak pendek setelah mendapat assist panjang dari Guardado. Sayang, meski mendominasi 65 persen ball possession sepanjang babak kedua, itu adalah gol terakhir Meksiko yang tercipta.
Afsel memang kecewa karena gagal memetik poin penuh di hadapan pendukungnya sendiri. Namun, itu saja sudah cukup mengirim pesan kepada lawan-lawan di Grup A bahwa mereka bukan sekadar penggembira.
"Afsel kini harus semakin diwaspadai. Malam ini, mereka sudah membuktikan bahwa faktor tuan rumah benar-benar berpengaruh positif buat pemainnya," ulas Enzo Francescoli, legenda Uruguay, seperti dilansir Goal.
"Dengan dukungan ribuan suporternya, mereka bisa membuat perbedaan. Mereka bisa bikin lawan frustrasi," lanjutnya. Uruguay bakal mendapat giliran melawan tuan rumah pada Kamis depan (17/6) di Stadion Loftus Versfeld, Pretoria.
Di sisi lain, sukses Afsel menahan imbang Uruguay dirayakan oleh seantero Afrika. Di berbagai negara, penduduk setempat mengadakan nonton bareng, dan langsung berpawai begitu wasit Irmatov meniup peluit panjang dalam kedudukan 1-1. Di Bostwana, warga setempat melambai-lambaikan bendera Afsel dan berdansa di jalan. Hal serupa terjadi di Uganda.
"Seluruh Afrika bangga dengan hasil yang direbut Afsel. Mereka sudah bisa membawa benua Afrika ke level dunia dengan menggelar turnamen ini, dan kemudian memetik satu poin di laga pertama. Ini adalah momen di mana kami merasa sangat bahagia menjadi bagian dari Afrika," papar menteri informasi Ghana John Tia kepada AP.
Sementara itu, ceremony pembukaan Piala Dunia 2010 berlangsung sangat meriah. Stadion Soccer City yang berkapasitasn 90 ribu tempat duduk tampak penuh terisi. Kehadiran para penonton dengan beragam atribut membuat atmosfer semakin berwarna. Suasana bertambah meriah dengan lengkingan suara vuvuzela (terompet khas Afsel) yang ditiup para penonton.
Di atas lapanga, ratusan penari silih berganti menampilkan aksiknya. Mayoritas penampil beraksi dengan gaun berwarna hijau, merah, dan kuning. Mereka melakukan parade penampilan di atas lapangan yang ditutup karpet.
Kemeriahan upacara pembukaan agak terganggu dengan absennya mantan Presiden Afsel Nelson Mandela. Pria 91 tahun itu tengah berduka seiring meninggalnya sang cicit yang berusia 13 tahun dalam kecelakaan pada malam sebelum pembukaan.
Saat tampil di tengah lapangan, Presiden Afsel Jacob Zuma membacakan pesan dari Mandela. ''Pertandingan harus dimulai. Kamu harus menikmatinya,'' katanya. Di sisi lain, Presiden FIFA Sepp Blatte menyatakan bahwa Piala Dunia kali ini adalah kebanggaan bagi Afrika. ''Spirit dari Mandela ada di stadion ini,'' katanya. (na/ca)
JOHANNESBURG - Tuan rumah Afrika Selatan (Afsel) gagal memetik poin penuh dalam laga perdana Piala Dunia 2010 melawan Meksiko tadi malam. Bermain di hadapan sekitar 90 ribu penonton di Stadion Soccer City, Johannesburg, Afsel yang leading lebih dulu melalui gol Siphiwe Tshabalala pada menit ke-55, harus menerima hasil imbang 1-1 setelah Rafael Marquez menyamakan kedudukan pada menit ke-79.
Sejatinya, Meksiko tampil lebih impresif di awal laga. Dengan formasi agresif 4-3-3, pasukan Javier Aguirre itu langsung menggebrak dan menciptakan sejumlah peluang. Namun, penampilan gemilang Situmeleng Khune di bawah mistar Afsel membuat peluang Meksiko yang diperoleh Giovanni dos Santos, dan Guillermo Franco tak membuahkan gol.
Kubu Meksiko sempat melayangkan protes ketika wasit Ravshan Irmatov asal Uzbekistan menganulir gol Carlos Vela pada menit ke-37. Wasit beralasan bahwa Vela berada dalam posisi offside.
Penganuliran gol tersebut tampak mempengaruhi mental para penggawa Meksiko. Jelang babak pertama habis, mulai tampak lubang di sektor tengah El Tri, julukan Meksiko. Sebaliknya, Steven Pienaar dkk sudah menemukan form terbaik sehingga bisa menyusun serangan balik. Itu membuat Meksiko yang menguasai 55 persen ball possession cukup frustrasi.
Counter attack pula yang mengawali gol Afsel. Setelah menerima bola panjang dari kotak penaltinya sendiri, Tshabalala memenangi adu sprint melawan tiga defender Meksiko. Tendangan kerasnya tidak mampu dibendung oleh kiper Meksiko Oscar Perez.
Meksiko baru bisa bangkit ketika Aguirre melakukan sejumlah pergantian pemain. Dia memasukkan Andres Guardado demi memperkuat sektor tengah. Di sektor depan, penyerang senior Cuauhtemoc Blanco dan Javier Hernandez menggantikan duet Carlos Vela dan Guillermo Franco.
Dengan pergerakan lebih efektif, El Tri mampu memenangi perebutan bola di sektor tengah. Meksiko pun kembali mengancam. Puncaknya, Marquez menyamakan kedudukan dengan tendangan jarak pendek setelah mendapat assist panjang dari Guardado. Sayang, meski mendominasi 65 persen ball possession sepanjang babak kedua, itu adalah gol terakhir Meksiko yang tercipta.
Afsel memang kecewa karena gagal memetik poin penuh di hadapan pendukungnya sendiri. Namun, itu saja sudah cukup mengirim pesan kepada lawan-lawan di Grup A bahwa mereka bukan sekadar penggembira.
"Afsel kini harus semakin diwaspadai. Malam ini, mereka sudah membuktikan bahwa faktor tuan rumah benar-benar berpengaruh positif buat pemainnya," ulas Enzo Francescoli, legenda Uruguay, seperti dilansir Goal.
"Dengan dukungan ribuan suporternya, mereka bisa membuat perbedaan. Mereka bisa bikin lawan frustrasi," lanjutnya. Uruguay bakal mendapat giliran melawan tuan rumah pada Kamis depan (17/6) di Stadion Loftus Versfeld, Pretoria.
Di sisi lain, sukses Afsel menahan imbang Uruguay dirayakan oleh seantero Afrika. Di berbagai negara, penduduk setempat mengadakan nonton bareng, dan langsung berpawai begitu wasit Irmatov meniup peluit panjang dalam kedudukan 1-1. Di Bostwana, warga setempat melambai-lambaikan bendera Afsel dan berdansa di jalan. Hal serupa terjadi di Uganda.
"Seluruh Afrika bangga dengan hasil yang direbut Afsel. Mereka sudah bisa membawa benua Afrika ke level dunia dengan menggelar turnamen ini, dan kemudian memetik satu poin di laga pertama. Ini adalah momen di mana kami merasa sangat bahagia menjadi bagian dari Afrika," papar menteri informasi Ghana John Tia kepada AP.
Sementara itu, ceremony pembukaan Piala Dunia 2010 berlangsung sangat meriah. Stadion Soccer City yang berkapasitasn 90 ribu tempat duduk tampak penuh terisi. Kehadiran para penonton dengan beragam atribut membuat atmosfer semakin berwarna. Suasana bertambah meriah dengan lengkingan suara vuvuzela (terompet khas Afsel) yang ditiup para penonton.
Di atas lapanga, ratusan penari silih berganti menampilkan aksiknya. Mayoritas penampil beraksi dengan gaun berwarna hijau, merah, dan kuning. Mereka melakukan parade penampilan di atas lapangan yang ditutup karpet.
HALAMAN KEMARIN
- Jalan KPK Terancam Pincang
- Mabes Polri Yakin Kooperatif, Cirus dan Poltak Belum Dicekal
- Denver Nuggets Dancers Diajak Kunjungi Landmark Bersejarah di Surabaya
- IMF Percaya Indonesia Mampu Hadapi Ketidakpastian Perekonomian Global
- Jaksa Tak Ambil Alih Kasus Asian Agri dengan Langkah P-22
- Panser Pindad Dibarter Proton
- Jasa Calo TKI Masih Dominan
- Johannes Maria, Pastor yang Berjuang Mati-matian Menghidupi Museum Nias
- Tari Lenggang Surabaya ala Denver Nuggets Dancers
- Jaksa Cirus Sinaga dan Poltak Manulang Ditetapkan sebagai Tersangka
0 comments:
Post a Comment