Kontak dengan pesawat hilang saat terbang di sekitar wilayah hutan menuju Kongo. Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith mengatakan, pesawat itu berpenumpang sepuluh orang. Enam di antaranya warga Australia. "Kami sangat serius mencari informasi tentang keselamatan mereka," ujar Smith sebagaimana dilansir Agence France-Presse kemarin (20/6).
Rilis resmi dari Iron Ore Miner Sundance Resources, perusahaan pertambangan itu, menyebut bahwa pesawat berangkat dari Yaounde di Kamerun. Para penumpangnya dijadwalkan meninjau proyek tambang besi di Kamerun dan Kongo. Tapi, pesawat akhirnya hilang.
"Petinggi Sundance Resources di pesawat berjumlah sembilan orang. Pencarian resmi yang dikoordinasi militer Kamerun dimulai Minggu pagi (waktu setempat, Red). Sebuah pesawat Kongo juga dilibatkan dalam pencarian itu." Demikian pernyataan rilis tersebut. Para eksekutif tersebut diketahui berada di Afrika untuk berbicara dengan pemerintah Kamerun, Equatorial Guinea, dan Kongo-Brazzaville mengenai proyek tambang besi Mbalam.
Media melaporkan, taipan pertambangan asal Queensland, pendiri Macarthur Coal, Ken Talbot, berada di dalam pesawat. Hingga berita ini disusun, belum diperoleh informasi yang signifikan mengenai hilangnya pesawat tersebut. Talbot, 59, adalah direktur pertambangan Sundance, kata Brian Thoronton, juru bicara Talbot, kepada CNN.
Pihak perusahaan juga meminta pers menghormati privasi keluarga korban. Mereka berharap agar media setempat tidak meliput keluarga korban sebelum ada informasi jelas dari proses pencarian.
Selain Ken Talbot, Direktur Sundance Geoff Wedlock berada di dalam pesawat. Nasibnya pun belum diketahui. "Semua keluarga mendukung upaya pencarian dan mereka berharap bisa segera mendapatkan informasi." Demikian pernyataan perusahaan sebagaimana ditulis Associated Press. (cak/c8/dos)
0 comments:
Post a Comment