IMF Percaya Indonesia Mampu Hadapi Ketidakpastian Perekonomian Global
Wapres Tegaskan Belum Membutuhkan Dana IMF
JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) beranggapan krisis keuangan di Eropa hanya memiliki sedikit dampak kepada perekonomian Indonesia. Itu terjadi karena nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara Eropa masih cukup kecil. Selain itu, limpahan krisis di Eropa terhadap sektor perbankan Indonesia juga sangat minim.
Deputi Direktur Pelaksana IMF Naoyuki Shinohara mengungkapkan hal itu saat bertemu dengan Wapres Boediono di Istana Wapres, Jakarta, kemarin (11/6). ''Perlambatan ekonomi di Eropa berdampak kecil terhadap Indonesia,'' kata Shinohara.
Meskipun demikian, pemerintah Indonesia disarankan tetap waspada di
tengah masih besarnya ketidakpastian. IMF percaya pemerintah Indonesia mampu dan sukses menghadapi ketidakpastian perekonomian global. Dana
Moneter Internasional juga berharap agar pertumbuhan tinggi yang dicapai Indonesia terus berlanjut. IMF yakin otoritas Indonesia tetap melanjutkan kebijakan dengan penuh kehati-hatian.
IMF juga beranggapan, Indonesia berpotensi tumbuh lebih tinggi dari 6
persen jika tidak ada dampak krisis dari eksternal. Sebelumnya, IMF memprediksi perekonomian Indonesia tahun ini tumbuh 6 persen.
''Dengan situasi saat ini, pertumbuhan 6 persen adalah level yang paling comfortable,'' kata Shinohara.
Sementara itu, Wapres Boediono mengaku bersyukur hingga saat ini
Indonesia belum butuh dana dari IMF. Menurut Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat, Wapres menegaskan bahwa sebagai anggota, Indonesia akan terus bekerja sama dengan IMF. ''Tapi, situasi saat ini masih jauh dari keperluan (utang) dengan IMF,'' ujarnya.
Yopie mengatakan, IMF ingin melihat Indonesia menjadi negara terbesar di Asia. Lawatan Shinohara bersama staf ke Indonesia merupakan kunjungan perkenalan kepada negara-negara anggota. Shinohara baru saja diangkat menjadi deputi direktur pelaksana pada Maret lalu.
Secara terpisah, Menkeu Agus Martowardojo mengatakan, krisis Eropa akan berpengaruh pada persepsi risiko. Hal itu akan memengaruhi perhitungan risiko premiun yang lebih tinggi. ''Kalau seandainya pemodal atau investor itu punya banyak investasi di Eropa, kemudian ada permasalahan, tentu mereka akan melihat risiko yang lebih besar bagi investasi dananya,'' ujarnya.
Dengan risiko yang lebih tinggi, hal itu akan memengaruhi upaya negara berkembang dalam mencari pembiayaan. Sebab, tingkat bunga akan lebih tinggi karena meningkatnya risiko tersebut. (sof/c1/ari)
JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) beranggapan krisis keuangan di Eropa hanya memiliki sedikit dampak kepada perekonomian Indonesia. Itu terjadi karena nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara Eropa masih cukup kecil. Selain itu, limpahan krisis di Eropa terhadap sektor perbankan Indonesia juga sangat minim.
Deputi Direktur Pelaksana IMF Naoyuki Shinohara mengungkapkan hal itu saat bertemu dengan Wapres Boediono di Istana Wapres, Jakarta, kemarin (11/6). ''Perlambatan ekonomi di Eropa berdampak kecil terhadap Indonesia,'' kata Shinohara.
Meskipun demikian, pemerintah Indonesia disarankan tetap waspada di
tengah masih besarnya ketidakpastian. IMF percaya pemerintah Indonesia mampu dan sukses menghadapi ketidakpastian perekonomian global. Dana
Moneter Internasional juga berharap agar pertumbuhan tinggi yang dicapai Indonesia terus berlanjut. IMF yakin otoritas Indonesia tetap melanjutkan kebijakan dengan penuh kehati-hatian.
IMF juga beranggapan, Indonesia berpotensi tumbuh lebih tinggi dari 6
persen jika tidak ada dampak krisis dari eksternal. Sebelumnya, IMF memprediksi perekonomian Indonesia tahun ini tumbuh 6 persen.
''Dengan situasi saat ini, pertumbuhan 6 persen adalah level yang paling comfortable,'' kata Shinohara.
Sementara itu, Wapres Boediono mengaku bersyukur hingga saat ini
Indonesia belum butuh dana dari IMF. Menurut Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat, Wapres menegaskan bahwa sebagai anggota, Indonesia akan terus bekerja sama dengan IMF. ''Tapi, situasi saat ini masih jauh dari keperluan (utang) dengan IMF,'' ujarnya.
Yopie mengatakan, IMF ingin melihat Indonesia menjadi negara terbesar di Asia. Lawatan Shinohara bersama staf ke Indonesia merupakan kunjungan perkenalan kepada negara-negara anggota. Shinohara baru saja diangkat menjadi deputi direktur pelaksana pada Maret lalu.
Secara terpisah, Menkeu Agus Martowardojo mengatakan, krisis Eropa akan berpengaruh pada persepsi risiko. Hal itu akan memengaruhi perhitungan risiko premiun yang lebih tinggi. ''Kalau seandainya pemodal atau investor itu punya banyak investasi di Eropa, kemudian ada permasalahan, tentu mereka akan melihat risiko yang lebih besar bagi investasi dananya,'' ujarnya.
Dengan risiko yang lebih tinggi, hal itu akan memengaruhi upaya negara berkembang dalam mencari pembiayaan. Sebab, tingkat bunga akan lebih tinggi karena meningkatnya risiko tersebut. (sof/c1/ari)
HALAMAN KEMARIN
- Afsel-Meksiko Berbagi Angka di Laga Pembuka
- Jalan KPK Terancam Pincang
- Mabes Polri Yakin Kooperatif, Cirus dan Poltak Belum Dicekal
- Denver Nuggets Dancers Diajak Kunjungi Landmark Bersejarah di Surabaya
- Jaksa Tak Ambil Alih Kasus Asian Agri dengan Langkah P-22
- Panser Pindad Dibarter Proton
- Jasa Calo TKI Masih Dominan
- Johannes Maria, Pastor yang Berjuang Mati-matian Menghidupi Museum Nias
- Tari Lenggang Surabaya ala Denver Nuggets Dancers
- Jaksa Cirus Sinaga dan Poltak Manulang Ditetapkan sebagai Tersangka
0 comments:
Post a Comment