Pages

Powered by Blogger.
 
Saturday, June 26, 2010

Wapres Tegaskan Belum Membutuhkan Dana IMF

IMF Percaya Indonesia Mampu Hadapi Ketidakpastian Perekonomian Global
Wapres Tegaskan Belum Membutuhkan Dana IMF

JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) beranggapan krisis keuangan di Eropa hanya memiliki sedikit dampak kepada perekonomian Indonesia. Itu terjadi karena nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara Eropa masih cukup kecil. Selain itu, limpahan krisis di Eropa terhadap sektor perbankan Indonesia juga sangat minim.

Deputi Direktur Pelaksana IMF Naoyuki Shinohara mengungkapkan hal itu saat bertemu dengan Wapres Boediono di Istana Wapres, Jakarta, kemarin (11/6). ''Perlambatan ekonomi di Eropa berdampak kecil terhadap Indonesia,'' kata Shinohara.

Meskipun demikian, pemerintah Indonesia disarankan tetap waspada di

tengah masih besarnya ketidakpastian. IMF percaya pemerintah Indonesia mampu dan sukses menghadapi ketidakpastian perekonomian global. Dana

Moneter Internasional juga berharap agar pertumbuhan tinggi yang dicapai Indonesia terus berlanjut. IMF yakin otoritas Indonesia tetap melanjutkan kebijakan dengan penuh kehati-hatian.

IMF juga beranggapan, Indonesia berpotensi tumbuh lebih tinggi dari 6

persen jika tidak ada dampak krisis dari eksternal. Sebelumnya, IMF memprediksi perekonomian Indonesia tahun ini tumbuh 6 persen.

''Dengan situasi saat ini, pertumbuhan 6 persen adalah level yang paling comfortable,'' kata Shinohara.

Sementara itu, Wapres Boediono mengaku bersyukur hingga saat ini

Indonesia belum butuh dana dari IMF. Menurut Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat, Wapres menegaskan bahwa sebagai anggota, Indonesia akan terus bekerja sama dengan IMF. ''Tapi, situasi saat ini masih jauh dari keperluan (utang) dengan IMF,'' ujarnya.

Yopie mengatakan, IMF ingin melihat Indonesia menjadi negara terbesar di Asia. Lawatan Shinohara bersama staf ke Indonesia merupakan kunjungan perkenalan kepada negara-negara anggota. Shinohara baru saja diangkat menjadi deputi direktur pelaksana pada Maret lalu.

Secara terpisah, Menkeu Agus Martowardojo mengatakan, krisis Eropa akan berpengaruh pada persepsi risiko. Hal itu akan memengaruhi perhitungan risiko premiun yang lebih tinggi. ''Kalau seandainya pemodal atau investor itu punya banyak investasi di Eropa, kemudian ada permasalahan, tentu mereka akan melihat risiko yang lebih besar bagi investasi dananya,'' ujarnya.

Dengan risiko yang lebih tinggi, hal itu akan memengaruhi upaya negara berkembang dalam mencari pembiayaan. Sebab, tingkat bunga akan lebih tinggi karena meningkatnya risiko tersebut. (sof/c1/ari)

 

0 comments:

Post a Comment

Updates Via E-Mail

Labels