Ledakan itu mengakibatkan rumah Damanik rusak berat dan tiga pekerja menderita luka bakar serius. Mereka adalah Amriyadi, 45, dan dua anaknya, Wira Darmawan, 21, dan Yuda, 15. Tiga warga Jalan Sampali, Medan Marelan, tersebut menderita luka bakar serius dan langsung dilarikan ke RSU Wulan Windi di Medan Marelan. Dari sana, pasien dirujuk ke RS Haji Medan.
Menurut informasi dari tempat kejadian, ledakan itu terdengar hingga radius 100 meter. "Kami pikir suara bom, ternyata bunyi ledakan gas," tutur Poniran, 45, warga setempat.
Menurut dia, warga kaget karena tidak menduga ruko milik warga yang bermarga Damanik itu dijadikan tempat "mengoplos" gas. "Dari depan kelihatannya hanya tempat berjualan," katanya.
Polisi langsung mengamankan dua pemilik rumah tersebut, Sariaman Damanik dan Hamdani Damanik, ke Mapolres KP3 Belawan. Dari lokasi kejadian, polisi juga mengamankan 42 tabung gas berbagai ukuran sebagai barang bukti.
Dalam pemeriksaan di Polres KP3 Belawan, mereka mengaku baru tiga kali melakukan aktivitas tersebut. Modusnya, memindahkan gas elpiji dari tabung 3 kg ke tabung 12 kg.
Menurut Damanik, memindahkan gas dari tabung 3 kg ke tabung 12 kg lebih menguntungkan daripada menjual gas elpiji ukuran 3 kg. Dia menggambarkan, harga beli gas elpiji ukuran 3 kg Rp 11 ribu. Jika gas disuntikkan ke tabung 12 kg, harganya Rp 70 ribu-Rp 80 ribu. "Aktivitas nyuntik tabung ini baru jalan dua minggu. Tidak tahu sebabnya tiba-tiba meledak," kata Damanik.
Kapolsek Medan Labuhan AKP Ruruh Wicaksono memastikan, ledakan tersebut disebabkan kebocoran gas. "Diduga ledakan terjadi saat pengoplosan. Kami juga pastikan aktivitas itu tak berizin," jelasnya.
Kapolres KP3 Belawan AKBP Endro Kiswanto menyatakan, sejumlah pekerja sudah dimintai keterangan untuk mendukung penyelidikan. "Sejauh ini hanya pemilik rumah yang kami amankan," katanya. (min/jpnn/c13/soe)
0 comments:
Post a Comment