JAKARTA - Keputusan PKS untuk menjadi partai tengah dan menargetkan tiga besar pada Pemilu 2014 bakal menjadi saingan Partai Demokrat dan Golkar. Sebab, dua partai yang disebut terakhir itu selama ini mendulang suara di ceruk suara lapis partai tengah.
Namun, Golkar dan Demokrat tak terlalu risau dengan berputarnya haluan PKS dari partai yang bercitra religius menjadi parpol yang kini berusaha mengganti haluan sebagai nasionalis religius.
''Kami sama sekali tidak merasa tersaingi. Pangsa pasar PKS beda dengan Partai Demokrat,'' kata Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Jakarta kemarin (22/6). Demokrat sudah mengklaim sebagai partai tengah sejak berdiri 2003.
Menurut dia, bergeser (PKS) ke tengah merupakan eksperimen politik. ''Apakah akan punya efek elektoral atau tidak, rakyat yang kelak menentukan,'' katanya.
Anas menegaskan, Demokrat menghormati target besar PKS. Dia memastikan itu tidak akan merisaukan partainya. ''Malah itu turut memacu PD (Partai Demokrat, Red) untuk semakin bekerja keras,'' tegas Anas yang hingga sekarang masih berstatus ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) di DPR.
Terpisah, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, pilihan PKS untuk menjadi partai tengah sebenarnya berisiko. Priyo memaklumi PKS ingin memperluas basis massanya. Namun, dia memperkirakan, justru banyak pemilih PKS yang akan hijrah keluar.
''Saya prediksi ini menguntungkan PPP, PKB dan PAN. Terutama PPP sebagai partai (berasas) Islam yang akan mendapat limpahan suara dari yang nggak puas itu,'' kata Priyo.
Apalagi, imbuh dia, citra partai tengah yang nasionalis religius melekat pada Partai Demokrat dan Partai Golkar. Sementara itu, PKS sudah tercitra sedemikian rupa dengan ciri khusus dan idiom politik yang jelas. ''Jadi, ini (membangun citra partai tengah, Red) tidak mudah,'' ujarnya.
Wakil ketua DPR itu juga menegaskan, partainya tidak terpengaruh dengan target tiga besar PKS pada Pemilu 2009. Menurut dia, persaingan utama masih akan berlangsung di tiga partai besar, yakni Partai Demokrat, Partai Golkar, dan PDIP.
''Tapi, bagaimanapun, kami menyambut gembira pernyataan PKS ini. Selamat datang di ladang yang sama,'' kata Priyo, lantas tersenyum.
Kepentingan Suara
Rais Syuriah PB NU Masdar Farid Mas'udi memilih bersikap skeptis atas komitmen pluralitas dan keterbukaan yang dideklarasikan PKS. Dia lebih memercayai pertimbangan utama PKS untuk tampil sebagai tiga besar Pemilu 2014.
''Untuk menjadi tiga besar, ia (PKS) harus bisa menyedot sebanyaknya anak bangsa yang punya suara. Tentunya untuk itu, harus terbuka berbagai aspirasi, aliran, dan paham keagamaan,'' katanya dalam acara dialog Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) di gedung Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Jalan Cikini, Jakarta Pusat, kemarin (22/6).
Menurut Masdar, sejarah nanti yang membuktikan, apakah pluralisme itu diputuskan PKS dengan keyakinan atau sekadar kalkulasi politik. (pri/c6/tof)
0 comments:
Post a Comment