Pages

Powered by Blogger.
 
Monday, November 15, 2010

Arisan Yayasan Lathifatul Qolbi



SETIAP Sabtu minggu kedua, pengurus Yayasan Lathifatul Qolbi berkumpul. Pada hari "istimewa" itu mereka mengadakan arisan. Kegiatan tersebut bukan arisan biasa, seperti menarik nama yang memperoleh arisan, dapat uang, lalu pulang. "Saat arisan, kami juga mengadakan rapat," kata Ketua Yayasan Lathifatul Qolbi Prendjak Sri Listiowati.

Sebelum arisan dimulai, para pengurus membahas agenda yayasan. Mulai hal-hal yang akan dilakukan bulan ini ke depan hingga masalah perkembangan anak asuh. Setiap pengurus melaporkan kondisi anak asuh yang menjadi tanggung jawabnya. "Para pengurus memiliki tanggung jawab pada dua, tiga, hingga lebih dari lima anak asuh," ujarnya ketika ditemui di sebuah rumah makan di Jalan Musi Sabtu lalu (19/6).

Mereka tentu tidak bisa bersantai-santai tanpa memperhatikan anak asuh mereka. Program anak asuh dengan memberikan beasiswa merupakan agenda utama.

Sebab, awal didirikan, yayasan di Nginden Intan Timur itu memang berkonsentrasi pada dunia pendidikan. Mereka memberikan beasiswa kepada anak-anak tidak mampu tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Agar tidak salah sasaran, mereka mengunjungi anak yang dinyatakan tidak mampu. Survei tidak hanya dilakukan di rumah anak tersebut, tapi juga sekolah. Sebab, minat bersekolah anak menjadi faktor utama. "Kami pernah membiayai anak, eh ternyata dia tidak memiliki minat bersekolah dan memilih bekerja," ucap perempuan kelahiran Madiun itu.

Bukan hanya program pendidikan yang diperhatikan. Yayasan yang telah berdiri sepuluh tahun tersebut juga menjalankan program kerja. Salah satunya adalah pendampingan doa di rumah sakit. Selain itu, ada les gratis, pengajian umum, pelatihan keterampilan, dan perawatan jenazah. "Semua program kerja selalu kami bahas bersama," imbuh Evi Zelena H.Z, sekretaris yayasan tersebut.

Bahkan, menurut dia, arisan yang diadakan setiap bulan itu sejatinya bertujuan mempererat tali silaturahmi antar pengurus. Bukan uang yang menjadi harapan utama kegiatan tersebut. "Yang penting, kami juga bisa membahas rencana yayasan selanjutnya," tutur nenek dua cucu itu.

Yayasan tersebut juga menjalankan kegiatan yang dapat memberikan kontribusi ke kas yayasan. Misalnya, mengikuti bazar dan menjual sembako murah hingga barang bekas berkualitas. "Kalau ada kegiatan, kami selalu berupaya menjalankan usaha dana," ungkap ibu empat anak itu.

Agar kemampuan pengurus terus meningkat, mereka berupaya mengadakan seminar. Dalam waktu dekat ini, mereka berencana menjalani seminar peningkatan kualitas dan kuantitas petugas pendampingan doa. Selain itu, pelatihan membuat mereka lebih sabar dalam menerima curahan hati pasien di rumah sakit. (may/c11/nda)

0 comments:

Post a Comment

Updates Via E-Mail

Labels