''(Pengembalian award) ini merupakan akumulasi kekecewaan yang besar atas perilaku Aburizal Bakrie,'' kata GM di Jakarta kemarin (22/6).
Pria kelahiran Batang, Jateng, 29 Juli 1941 itu mengungkapkan, akumulasi kekecewaan tersebut dimulai dengan lumpur Lapindo hingga hengkangnya Menkeu (saat itu) Sri Mulyani ke Bank Dunia karena intrik politik Aburizal Bakrie. Dia mulai kehilangan respek ketika Ical, panggilan Aburizal, menyatakan dalam sebuah pertemuan bahwa dirinya tak bersalah. ''Setelah itu, saya sudah tidak bisa terima lagi perlakuan dia kepada bangsa ini"
GM mengembalikan penghargaan dan hadiah uang Rp 100 juta yang diterima pada 2004 lewat Freedom Institute. ''Kemarin dikembalikan berikut uang Rp 100 juta dan bunganya selama empat tahun menjadi Rp 154 juta,'' ungkap pendiri dan mantan pemimpin redaksi majalah berita mingguan Tempo tersebut.
Keputusannya tersebut menjadi pengingat atas perilaku yang tidak terpuji. ''Saya takut perilaku yang mengecewakan ditutup oleh usaha dan niat baik teman-teman yang telah bekerja untuk Bakrie Award. Jangan coba-coba menutupi borok dengan kebaikan.'' (zul/c5/dwi)
0 comments:
Post a Comment