Pelemahan IHSG juga disebabkan imbas koreksi bursa Wall Street pada malam sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (22/6), indeks Dow Jones terkoreksi 148,96 poin (1,43 persen) ke 10.293,45. Sedangkan indeks Standard & Poor's 500 melemah 17,86 poin (1,60 persen) ke level 1.095,34. ''Selain itu, pembukaan bursa Eropa dalam koreksi cukup dalam membuat investor memilih melakukan profit taking (ambil untung, Red),'' imbuhnya.
Transaksi investor asing didominasi aksi jual Rp 1,090 triliun, sedangkan beli Rp 933,629 miliar. Nilai penjualan bersih asing (foreign net sell) tercatat Rp 156,514 miliar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi di seluruh pasar 93.350 kali pada volume 5,224 miliar lembar senilai Rp 2,924 triliun. Sebanyak 89 saham naik, 101 turun, dan 83 saham stagnan.
Dalam posisi seperti saat ini, hal paling ideal adalah melakukan profit taking dalam jumlah terbatas atau wait and see dengan menunggu peluang untuk membeli secara selektif. ''Jika ingin melakukan buy on weakness, bisa fokus pada saham yang terimbas sentimen positif aksi korporasi. Seperti Bumi Resources atau Telkom. Selain itu, bisa mencermati saham Mayora dan PGN yang akan membagikan dividen,'' sebutnya.
Rupiah juga mengalami nasib serupa. Berdasar data Bank Indonesia (BI), rupiah berakhir di Rp 9.055 per USD atau melemah jika dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya Rp 9.033 per USD. ''Ini menjadi indikasi aliran modal keluar walau mungkin sangat tipis,'' ujarnya. (luq/c4/oki)
0 comments:
Post a Comment