Dirut PT Jaya Pari Steel Tbk Gwie Gunadi Gunawan mengatakan, tahun ini pihaknya mencatatkan laba bersih Rp 24 miliar. Pada 2009, perseroan merugi Rp 28 miliar. ''Rugi tahun lalu karena imbas resesi global pada akhir 2008. Saat itu, harga baja anjlok pada semester I 2009 dan mulai membaik memasuki semester II 2009 hingga Mei kemarin," katanya di sela paparan publik di Surabaya kemarin (22/6).
Gunadi menambahkan, naiknya harga baja berimbas pada penjualan. Hingga 31 Mei, perseroan meraup penjualan Rp 148 miliar. Angka itu naik 59 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 55 miliar. ''Tahun ini, kami menargetkan penjualan hingga Rp 400 miliar dan laba Rp 40 miliar,'' ujarnya.
Corporate Secretary JPRS Hadi Sutjipto menambahkan, kondisi ekonomi global sangat berpengaruh pada harga baja. Dia menyebut, akhir Mei lalu harga baja terkoreksi. Sempat USD 720 per MT (metric ton) pada awal tahun, akhir Mei hingga sekarang harganya turun menjadi USD 600 MT.
Menurut Hadi, 100 persen produksi pelat baja JPRS dipasarkan di Indonesia. Meski demikan, harga internasional memengaruhi domestik. ''Belum lagi, baru saja pemerintah Tiongkok membuat kebijakan mengambangkan yuan. Potensi harga fluktuatif sangat besar dan sulit diprediksi,'' ujarnya. (dio/c6/oki)
0 comments:
Post a Comment