Ayam tersebut dipelihara di tempat kelahirannya, Trenggalek. Saudara-saudara Saryono membantu di bidang ternak. Kalau butuh ayam, Saryono tinggal mengambil dan membawanya ke Surabaya. "Lumayan bisa menambah keuntungan," ujarnya.
Demi mendapatkan keuntungan, mereka harus bisa memutar otak. Misalnya, tidak menaikkan harga semaunya. Sebab, kenaikan harga akan mengurangi minat pelanggan untuk datang. Jika pelanggan berkurang, keuntungannya otomatis berkurang. "Saya selalu bilang ke suami, meski harga murah, yang penting pembeli banyak," tutur Siti.
Rupanya, sistem tersebut mampu membawa keberhasilan. Meski sukses berbisnis, itu tidak berarti pasangan yang telah dikaruniai dua anak itu bisa bersantai di rumah. "Kalau hari raya, kami libur, tapi cuma empat hari," ucap Saryono.
Sebab, menurut dia, saat itu banyak orang yang makan di luar. Bahkan, dulu, keberhasilan Saryono-Siti dimulai ketika hari raya. Ketika itu, orang sibuk pulang kampung. Mereka malah berjualan. "Ternyata, keputusan kami tepat. Dengan berdagang pada hari raya, jualannya laku semua," tegasnya. (may/c8/nda)
0 comments:
Post a Comment