Momen Kebangkitan Daerah
KONSISTENSI JPIP mendorong kompetisi inovasi antardaerah mendapat apresiasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden pertama hasil pemilihan langsung tersebut hadir dan menyerahkan trofi kepada daerah-daerah jawara dalam perhelatan Otonomi Awards (OA) kelima pada 2006. Momen penting lainnya, perhelatan OA 2009 menjadi simbol kebangkitan daerah saat dua gubernur yang tampil sebagai pemateri seminar, Gamawan Fauzi dan Fadel Muhammad, ditunjuk Presiden SBY sebagai menteri. Berikut catatan lanjutan tapak tilas perjalanan sembilan tahun JPIP dan OA.
2005: Mendorong Reformasi Birokrasi
Memasuki tahun keempat, JPIP mengusung tema reformasi birokrasi dalam Otonomi Award 2005. Pada tahun ini, kegiatan monitoring dan evaluasi antara lain difokuskan pada keseriusan daerah dalam melaksanakan reformasi birokrasi setelah diterbitkannya UU No. 32/2004.
Pertimbangan lain, pelaksanaan OA 2005 beriringan dengan pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) yang diselenggarakan pertama. Karena itu, sesi seminar pada tahun ini juga mengambil tema "Pilkada: Peran dan Posisi Strategis Kepala Daerah dalam Bureaucratic Reform".
2006: Apresiasi Presiden SBY
Pada tahun kelima, konsistensi JPIP dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi otonomi daerah pun diapresiasi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden menunjukkan perhatian dan apresiasinya dengan mengagendakan kunjungan kerja khusus untuk menghadiri Otonomi Award 2006.
Pada kesempatan tersebut, SBY juga menyampaikan pidato yang berisi pandangan dan komitmennya terhadap masa depan implementasi otonomi daerah. Di hadapan seluruh bupati/wali kota se-Jawa Timur, presiden menegaskan bahwa otonomi tidak bisa ditarik kembali. Komitmen tersebut seakan menjawab kegelisahan banyak kalangan yang mulai mengkhawatirkan berbagai kebijakan pemerintah pusat yang bernuansa sentralisasi.
2007: Apresiasi dari Mendagri
Meski telah dihadiri sejumlah menteri, calon wakil presiden, hingga presiden, masih ada yang kurang dalam lima kali penyelenggaraan OA. Pasalnya, belum sekali pun menteri dalam negeri menghadiri acara tersebut. Sebagai pejabat yang terkait langsung dengan otonomi daerah, selama ini Mendagri hanya mengirim utusan setingkat pejabat eselon satu.
Karena itu, kehadiran Mendagri pada 2007 merupakan apresiasi tersendiri bagi JPIP. Pasalnya, Mendagri yang saat itu dijabat secara ad interim oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Widodo A.S. bersedia hadir secara langsung pada Malam Anugerah OA 2007.
2008: Ketika JK Bernostalgia
Pelaksanaan OA 2008 seakan menjadi momen bagi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla untuk bernostalgia. Pasalnya, sebelum menjadi wakil presiden, JK -panggilan akrab Jusuf Kalla - pernah hadir dalam OA 2004. Saat itu, dia hadir dalam kapasitas calon wakil presiden. Nah, kehadiran JK pada Malam Anugerah OA 2008 seakan ingin mengukuhkan kembali komitmennya terhadap otonomi daerah yang pernah dia ungkapkan pada 2004.
Pada tahun ini, JPIP menyorot upaya reduksi kewenangan daerah yang tampak dari berbagai kebijakan pemerintah pusat. Karena itu, isu utama yang diangkat dalam momentum pelaksanaan OA kali ini adalah mendorong lahirnya inovasi kebijakan di daerah di tengah upaya mereduksi kewenangan yang menjadi implikasi berbagai kebijakan pemerintah.
2009: Dihadiri Mendagri dan Calon Mendagri
Otonomi Award 2009 seakan menjadi momentum kebangkitan daerah. Betapa tidak, untuk yang pertama Mendagri (definitif) Mardianto menghadiri Otonomi Awards yang diselenggarakan oleh JPIP. Setelah tujuh tahun "berpuasa", kehadiran menteri yang pernah menjadi gubernur Jawa Tengah itu menjadi kebanggaan tersendiri.
Lebih dari itu, dua gubernur yang sangat berprestasi juga hadir pada kesempatan kali itu. Mereka Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi dan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad. Dua gubernur itu menjadi narasumber pada seminar OA 2009.
Pertanyaannya kemudian, kejutan baru apa lagi yang akan muncul pada penyelenggaraan OA tahun ini? Mari kita tunggu dan saksikan bersama pada Malam Anugerah OA 2010, Rabu malam (4/8) nanti. (hidayat@jpip.or.id)
2005: Mendorong Reformasi Birokrasi
Memasuki tahun keempat, JPIP mengusung tema reformasi birokrasi dalam Otonomi Award 2005. Pada tahun ini, kegiatan monitoring dan evaluasi antara lain difokuskan pada keseriusan daerah dalam melaksanakan reformasi birokrasi setelah diterbitkannya UU No. 32/2004.
Pertimbangan lain, pelaksanaan OA 2005 beriringan dengan pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) yang diselenggarakan pertama. Karena itu, sesi seminar pada tahun ini juga mengambil tema "Pilkada: Peran dan Posisi Strategis Kepala Daerah dalam Bureaucratic Reform".
2006: Apresiasi Presiden SBY
Pada tahun kelima, konsistensi JPIP dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi otonomi daerah pun diapresiasi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden menunjukkan perhatian dan apresiasinya dengan mengagendakan kunjungan kerja khusus untuk menghadiri Otonomi Award 2006.
Pada kesempatan tersebut, SBY juga menyampaikan pidato yang berisi pandangan dan komitmennya terhadap masa depan implementasi otonomi daerah. Di hadapan seluruh bupati/wali kota se-Jawa Timur, presiden menegaskan bahwa otonomi tidak bisa ditarik kembali. Komitmen tersebut seakan menjawab kegelisahan banyak kalangan yang mulai mengkhawatirkan berbagai kebijakan pemerintah pusat yang bernuansa sentralisasi.
2007: Apresiasi dari Mendagri
Meski telah dihadiri sejumlah menteri, calon wakil presiden, hingga presiden, masih ada yang kurang dalam lima kali penyelenggaraan OA. Pasalnya, belum sekali pun menteri dalam negeri menghadiri acara tersebut. Sebagai pejabat yang terkait langsung dengan otonomi daerah, selama ini Mendagri hanya mengirim utusan setingkat pejabat eselon satu.
Karena itu, kehadiran Mendagri pada 2007 merupakan apresiasi tersendiri bagi JPIP. Pasalnya, Mendagri yang saat itu dijabat secara ad interim oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Widodo A.S. bersedia hadir secara langsung pada Malam Anugerah OA 2007.
2008: Ketika JK Bernostalgia
Pelaksanaan OA 2008 seakan menjadi momen bagi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla untuk bernostalgia. Pasalnya, sebelum menjadi wakil presiden, JK -panggilan akrab Jusuf Kalla - pernah hadir dalam OA 2004. Saat itu, dia hadir dalam kapasitas calon wakil presiden. Nah, kehadiran JK pada Malam Anugerah OA 2008 seakan ingin mengukuhkan kembali komitmennya terhadap otonomi daerah yang pernah dia ungkapkan pada 2004.
Pada tahun ini, JPIP menyorot upaya reduksi kewenangan daerah yang tampak dari berbagai kebijakan pemerintah pusat. Karena itu, isu utama yang diangkat dalam momentum pelaksanaan OA kali ini adalah mendorong lahirnya inovasi kebijakan di daerah di tengah upaya mereduksi kewenangan yang menjadi implikasi berbagai kebijakan pemerintah.
2009: Dihadiri Mendagri dan Calon Mendagri
Otonomi Award 2009 seakan menjadi momentum kebangkitan daerah. Betapa tidak, untuk yang pertama Mendagri (definitif) Mardianto menghadiri Otonomi Awards yang diselenggarakan oleh JPIP. Setelah tujuh tahun "berpuasa", kehadiran menteri yang pernah menjadi gubernur Jawa Tengah itu menjadi kebanggaan tersendiri.
Lebih dari itu, dua gubernur yang sangat berprestasi juga hadir pada kesempatan kali itu. Mereka Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi dan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad. Dua gubernur itu menjadi narasumber pada seminar OA 2009.
Pertanyaannya kemudian, kejutan baru apa lagi yang akan muncul pada penyelenggaraan OA tahun ini? Mari kita tunggu dan saksikan bersama pada Malam Anugerah OA 2010, Rabu malam (4/8) nanti. (hidayat@jpip.or.id)
HALAMAN KEMARIN
- Kabupaten Jombang Peraih Award Kategori Khusus Sanitasi
- Inovasi Nganjuk dan Bojonegoro
- Kota Probolinggo, Peraih Grand Category Bidang Kinerja Politik Lokal
- Pekerjaan Rumah Partisipasi
- Kabupaten Jombang, Peraih Grand Category Bidang Pembangunan Ekonomi
- Kabupaten Bondowoso, Peraih Grand Category Bidang Pelayanan Publik
- Gerakan Botanik Beri Harapan
- Temuan Monitoring Otonomi Daerah 2010; Indikator Akuntabilitas Publik
- Ironis, APBD Masih Rahasia
- Konsisten Pacu Inovasi
0 comments:
Post a Comment