BENCHMARK SYSMARK 2002 - OFFICE PRODUCTIVITY
. . Default P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 $900 218
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 $160 197
AthlonFX-51/2.2Ghz(fsb200,mem200) VIA K8T800, Registered DDR $700 189
Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 175
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 169
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 165
Sysmark 2002 Internet Content Creation adalah benchmark yg menggunakan aplikasi betulan untuk menguji kinerja sistem. Aplikasi yg diujikan yaitu Microsoft Office, Dragon Naturally Speaking, Netscape Communicator, WinZip, dan McAfee VirusScan. Adanya L3 cache 2MB pada P4 3.2EE memberikan peningkatan kinerja yg lebih besar lagi dibanding pada pengujian Internet Content Creation. P4 3.2 yg berjalan standard sudah jauh meninggalkan P4 2.4C@3.3 yg notabene berjalan di CPU clock, FSB, dan memory clock yg lebioh tinggi. Athlon FX-51 seharga $700 dan Athlon64 3200 segharga $500 terbukti jauh elbih pelan dibanding P4 2.4C@3.3 yg cuma seharga $160. Sementara itu AXP1700 yg dikalahkan oleh P4 2.4C standard pada pengujian sebelumnya, kini mampu membalas kekalahannya, meski keunggulannya hanya sedikit saja diatas P4 2.4C standard.
KATEGORI 4: VIDEO EDITING/ENCODING
DivX 5.05 (Vidomi)
. . DVD "Sweet Little 18" durasi 22menit . . Konversi DVD (.vob) ke DIVX (.divx) maximum quality (menit:detik) P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 $900 19:20
P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 19:21
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 20:45
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 $160 20:45
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 21:23
AthlonFX-51/2.2Ghz(fsb200,mem200) VIA K8T800, Registered DDR $700 21:24
Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 23:25
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 $50 23:45
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 28:16
Proses encoding DVD ke DIVX merupakan hal yg penting dalam hidup ini karena 2 hal : 1. Sebagian besar judul film-film porno yg bermutu hanya ada di DVD saja. 2. DIVX mampu menampung film DVD kedalam sebuah keping CD, dengan kualitas gambar yg setara DVD. 3. Untuk menonton film DIVX yg berkualitas DVD anda tidak harus memilki DVDROM, tapi cukup menggunakan CDROM saja. Beberapa tahun yg lalu untuk mengkonversi dari film berdurasi 1,5 jam ke format DIVX membutuhkan waktu 5 jam lebih. Tapi sekarang dengan prosesor-prosesor terbaru, proses encoding bahkan dapat berlangsung lebih cepat drpd durasi film itu sendiri. P4 3.2@3.6 seharga $900 menjadi pemimpin di klasemen atas, dan diikuti oleh P4 2.4C@3.3 seharga $160. Perbedaan kinerja encoding antara P4 3.2EE@3.6 dengan P4 2.4C@3.3 terpaut sekitar 1 menit 20 detik (durasi movie 22menit), jadi bila anda meng-encode movie berdurasi 1,5 jam maka perbedaan waktunya akan menjadi sekitar 6 menit 30 detik. Bagi yg merasa selisih waktu 6 menit adalah waktu yg lama anda bisa memilih P4 3.2EE@3.6 seharga $900, namun bagi yg cukup sabar menanti kelambatan selama 6 menit, maka P4 2.4C@3.3 seharga $160 layak dipilih.
Athlon FX-51seharga $700 ternyata melakukan proses encoding lebih lambat 39 detik dibanding P4 2.4C@3,.3 yg harganya cuma $160. Ini berarti untuk movie berdurasi 1,5 jam, Athlon FX-51 akan memproses lebih lambat 4 MENIT dibanding P4 2.4C@3.3. Tentunya hanya orang idiot yg rela membayar 5X lebih mahal hanya untuk merasakan sesuatu yg malah lebih lambat.
Athlon64 3200 yg harganya cukup mahal ($500) malah memberikan kinerja encoding yg jauh lebih lambat dibanding P4 2.4C@3.3 ($160). Selisih waktunya mencapai 2 menit 40 detik. Ini berarti untuk meng-encode movie berdurasi 1,5 jam, selisih waktu antara kedua prosesor tersebut akan menjadi 16 MENIT !!!! 16 menit adalah waktu yg termasuk lama karena dapat dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan apa saja. Survey bahkan membuktikan bahwa 75% pria melakukan hubungan sex dengan waktu yg tidak mencapai 16 menit. Kalau dilihat lebih seksama, perbedaan kinerja encoding antara Athlon64 3200 seharga $500 dengan AthlonXP 1700@3300 seharga $50 sebenarnya hanya terpaut 20 detik saja. Seorang anak idiot sekalipun pasti merasa selisih harga $450 terlalu mahal untuk membayar selisih waktu yg hanya sebesar 20 detik saja.
Proses encoding DIVX pada P4 terbukti hanya mengandalkan pada tingginya CPU clock saja. Setting FSB yg lebih tinggi ataupun memory clock yg lebih tinggi tak membawa pengaruh apapun.
DVDX 2.0 (Pentium4 optimized & 3DNOW optimized version)
. . DVD "Sweet Little 18" durasi 10 menit . . Konversi DVD (.vob) ke VCD (.mpg) maximum quality (menit:detik) AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 09:30
P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 $900 12:41
P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 12:50
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 14:04
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 14:04
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 14:10
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 18:55
Seiring dengan makin maraknya movie di keping DVD, pamor VCD makin tenggelam. Namun proses encoding DVD ke VCD masih merupakan hal yg penting, terutama untuk produksi VCD bagi konsumsi kaum melarat yg tak mampu membeli DVD player. Software DVDX 2.0 terdiri dari 2 versi, yaitu versi khusus yg hanya bisa dijalankan pada Pentium4 (SSE2 optimized) dan yg satu lagi untuk dijalankan pada AMD Athlon dan P3 (3DNow/SSE/MMX optimized). Cukup mengejutkan bahwa AthlonXP 1700@3300 ternyata berhasil memimpin di posisi puncak dengan selisih kinerja yg cukup banyak dibanding dengan P4 3.2EE@3.6 sekalipun. Hasil ini cukup mengherankan, dan mungkin diakibatkan karena versi aplikasi yg digunakan utk Intel dan AMD memang berbeda. Namun mengingat DVDX versi P4 tidak dapat dijalankan pada prosesor AMD, maka pengujian tidak dapat menggunakan versi aplikasi yg sama. Jadi untuk saat ini kita tetap harus menerima kenyataan bahwa AXP1700@3300 adalah rajanya konversi DVD ke VCD (menggunakan DVDX versi AMD).
KATEGORI 5: APLIKASI DESIGN 3D
3D STUDIO MAX 5 (Support HyperThreading)
. . ISLAND - 1 frames (702x306) (menit:detik) P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 $900 0:12
P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 0:12
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 0:13
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 0:13
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 0:14
AthlonFX-51/2.2Ghz(fsb200,mem200) VIA K8T800, Registered DDR $700 0:15
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 0:17
Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 0:18
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 0:19
3D Studio Max 5 adalah software yg paling poluler di kalangan designer 3D, dan software ini sudah mendukung penuh HyperThreading yg berarti memberikan angin segar bagi laskar Intel. P4 3.2@3.6 mempimpin di posisi puncak dan P4 2.4@3.3 menempel ketat di belakangnya. Laskar terbaru AMD yaitu Athlon FX-51 dan Athlon64 3200 ternyata dipermalukan habis-habisan di ajang pertarungan ini. P4 2.4C@3.3 seharga cuma $160 dengan mudah mengkanvaskan Athlon FX-51 ($700), dan sang veteran tua Athlon XP1700@3300 yg notabene cuma seharga $50 ternyata bahkan sanggup mengalahkan Athlon64 3200 seharga $500.
. . DRAGON RIG - 1 frames (1024x768) (menit:detik) P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 1:24
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 1:24
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 $900 1:27
AthlonFX-51/2.2Ghz(fsb200,mem200) VIA K8T800, Registered DDR $700 1:28
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 1:37
Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 1:38
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 1:57
Sama seperti pengujian sebelumnya dengan gambar ISLAND, pada pengujian kali ini berlaku hasil yg senada. P4 2.4C@3.3 seharga $160 berhasil membabat habis seluruh laskar mewah AMD, yaitu Athlon FX-51 ($700) dan Athlon64 3200 ($500). Bahkan Athlon64 3200 harus pasrah ditaklukkan oleh sang veteran tua, AXP1700@3300 yg cuma seharga $50.
. . RABBIT animation - 100 frames NTSC DV (720x480) (menit:detik) P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 $900 11:10
P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 11:13
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 $160 $160 12:12
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 12:15
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 12:22
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 $50 13:16
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 16:33
Pada pengujian dengan menggunakan animasi RABBIT, terlihat jelas bahwa overclocking dengan menaikkan FSB dari 225 ke 277 cukup membawa dampak. Sedangkan penggunaan memory clock tinggi (222MHz) dengan timing lambat (CL2-6-3-3) memberikan hasil yg lebih buruk dibanding memory clock rendah (185MHz) dengan timing gegas (CL2-5-2-2). Sekali lagi terbukti bahwa menaikkan FSB jauh lebih berguna drpd menaikkan memory clock.
CINEBENCH 2003 (CINEMA 4D XL 8)
. . RAYTRACING (CB) P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 $900 432
P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 431
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 398
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 398
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 386
AthlonFX-51/2.2Ghz(fsb200,mem200) VIA K8T800, Registered DDR $700 308
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 292
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 289
Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 281
Cinebench 2003 merupakan benchmark yg menggunakan engine yg sama dengan Software Cimena 4D XL 8 yg cukup populer di kalangan animator 3D. Software ini mendukung dual CPU maupun Hyperthreading. Cukup mustahil tentunya bagi sebuah prosesor AMD yg hanya merender secara single CPU untuk mengalahkan laskar P4 yg merender dengan kemampuan seperti 2 CPU (Hyperthreading). Athlon FX-51 harus tertinggal jauh oleh P4 3.2EE standard dan P4 2.4C@3.3 yg cuma seharga $160. Athlon64 3200 seharga $500 bahkan belum mampu mengalahkan P4 2.4C standard. Dan konyolnya lagi, Athlon XP1700@3300 seharga $50 malah mampu mengalahkan Athlon64 3200 yg harganya notabene 10X lebih mahal. Jelas telihat bahwa Athlon64 adalah barang haram yg harus dihindari oleh para 3D designer.
POVRAY 3.5
. . rendering Benchmark (menit:detik) P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 $900 25:54
P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 25:55
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 $160 28:01
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 28:02
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 29:08
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 30:29
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 38:51
POVRAY 3.5 merupakan aplikasi 3D rendering yg sering dipakai utk menguji kinerja CPU. Benchmark yg berat ini membuat prosesor-prosesor terbaru sekalipun membutuhkan waktu hampir setengah jam utk menuntaskan tugasnya. Seperti biasa, P4 3.2EE bertengger di posisi puncak dan diikuti oleh P4 2.4C@3.3. Adanya L3 cache pada P4 3.2EE jelas tidak membawa pengaruh apapun, karena tingginya clock CPU lebih menentukan di sini. Begitu pula setting FSB dan memory clock yg lebih tinggi juga tidak memberikan peningkatan kinerja yg signifikan pada P4.
SPECVIEWPERF 7.1 (Professional OpenGL application)
desktop resolution: 1024x768 32 bit 3Dsmax-02 P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 $900 10.83
Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 10.81
P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 10.79
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 10:63
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 10:54
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 10.41
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 10:26
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 9.16
DRV-09 P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 $900 46.74
P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 45.68
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 45.28
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 45.28
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 44.54
Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 41.65
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 41:56
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 37.20
DX-08 P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 $900 64.75
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 64.30
P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 63.87
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 61.59
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 61.03
Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 59.78
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 58.72
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 47.77
Light-06 P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 $900 15.10
P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 14.86
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 14:40
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 14:35
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 13.67
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 12:10
Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 11.53
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 10.80
Proe-02 P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 $900 $900 16.78
P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 16.51
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 16.05
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 15:90
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 15:75
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 13:27
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 13.14
Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 12.90
UGS-03 Athlon64 3200/2GHz (fsb200,mem200) VIA K8T800 $500 24.86
P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 $900 24.58
P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 24.33
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 24.11
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 24.11
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 24.08
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 23.71
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 21.91
SpecViewperf 7.1 merupakan "real-world" benchmark yg menggunakan 6 jenis aplikasi OpenGL Professional yaitu: 3D Studio Max, DesignReview, DataExplorer, Lightscape, Pro/Engineering, dan Unigraphics . Standard benchmark ini semula dikembangkan oleh IBM dan kemudian dilanjutkan oleh SGI, Digital, dan anggota-anggota SPECopc project. Secara keseluruhan Specvierperf menyukai CPU clock, FSB, dan memory clock yg lebih tinggi. Oleh karena itu P4 3.2@3.6 dan P4 2.4C@3.3 mendominasi sebagian besar aplikasi pada benchmark ini. Satu hal yg menjadi perkecualian adalah pada aplikasi Dx-08 (Data Explorer) dimana AthlonXP 1700@3300 ($50) secara mengejutkan mampu mengimbangi P4 3.2@3.6 ($900). Pada sebagian besar benchmark, Athlon64 3200 sulit untuk mengalahkan P4 2.4C@3.3, bahkan pada pengujian Proe-02 (Pro/Engineering) Athlon64 3200 hanya bisa menggelinjang di posisi paling bawah. Kinerja Athlon64 3200 juga terlihat cukup buruk pada Light-06 (Lightscape), Dx-08 (Data Explorer), dan DRV-09 (Data Review). Konyolnya lagi, pada Lightscape & Data Explorer, kinerja Athlon64 3200 bahkan masih dibawah AthlonXP 1700@3300. Hanya ada satu aplikasi dimana Athlon64 3200 bisa tampil sebagai pemenang, yaitu Ugs-03 (Unigraphics).
Tingginya clock CPU sangat menentukan pada Specviewperf, oleh karena itu P4 2.4C yg cuma dijalankan dalam keadaan standard akan terlihat sangat lambat. Adanya L3 cache sebesar 2MB pada P4 3.2EE hanya terlihat manfaatnya pada satu aplikasi saja, yaitu Proe-02 (Pro/Engineering). Pada aplikasi tersebut terlihat jelas, bahwa P4 3.2EE standard masih lebih gegas dibanding P4 2.4C@3.3 yg notabene berjalan di CPU clock, FSB, dan memory clock lebih tinggi. Overclocking dengan FSB yg lebih tinggi pada P4 terbukti dapat meningkatkan kinerja pada semua aplikasi, sementara itu menaikkan memory clock tidak membawa dampak yg signifikan, bahkan pada 2 aplikasi yaitu DRV-09 (Data Review) dan Ugs-03 (Unigraphics) menaikkan memory clock tidak ada efeknya sama sekali pada kinerja.
KATEGORI 7: APLIKASI SCIENTIFIC
SUPER PI
. . 2 MILLION PI CALCULATION (menit:detik) P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 $900 1:30
P4 3.2 @ 3.6 (fsb277,mem185) +L3cache GA: Auto (PAT off),CL2-5-2-2 1:30
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 1:37
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 1:38
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 1:39
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 1:39
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb200,mem200) CL2-6-3-3 1:53
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 2:07
SUPER PI merupakan program simulasi penghitungan bilangan PI yg mampu mencerminkan kinerja CPU, FSB, maupun memory. Bila beberapa waktu yg lalu prosesor AthlonXP selalu unggul di SuperPI, kini posisi puncak diduduki oleh P4 3.2EE@3.6. AthlonXP1700@3300 saat ini hanya bisa menempel ketat dibawah P4 2.4@3.3. Dalam hal kinerja AthlonXP pada SuperPI, setting FSB & timing memory sangat berpengaruh. Ini telerihat pada drastisnya penurunan kinerja AthlonXP1700@3300 bila FSB diturunkan dari 210 ke 200MHz dan timing diperlambat jadi CL2-6-3-3. Sementara itu pada P4, tingginya FSB maupun memory clock sama sekali tidak berpengaruh pada performa di benhmark ini. Adanya L3 cache justru membawa pengaruh. Meskipun SuperPI adalah program lawas yg dibuat di tahun 1995, namun program ini ternyata mampu memanfaatkan adanya L3 cache sebesar 2MB pada P4 3.2EE. Terlihat jelas bahwa P4 3.2EE standard masih tak dapat dikalahkan oleh P4 2.4C@3.3 yg notabene berjalan di CPU clock, FSB, memory clock yg jauh lebih tinggi.
KATEGORI 8: MULTI TASKING
Tujuan utama Intel menciptkan HyperThreading adalah untuk meningkatkan kinerja multitasking. Dengan adanya Hyperthreading system akan mengena sebuah P4 sebagai 2 buah processor, sehingga 2 buah aplikasi dapat dilakukan secara bersama-sama seperti seolah dikerjakan oleh 2 prososor. Selama ini benchmark yg dilakukan oleh banyak reviewer hanyalah benchmark secara singletasking belaka. Padahal dalam pemakaian sehari-hari kita banyak melakukan multitasking. Apabila anda meng-encode movie yg memakan waktu 1 jam, tentunya lebih efisien bila sambil menunggu pekerjaan tsb selesai, komputer bisa digunakan untuk mengerjakan aplikasi lain tanpa terbebani oleh proses encode yg sudah terlebih dahulu dijalankan. Dalam kasus seperti inilah kinerja multitasking yg dimilki sebuah prosesor cukup berperan. Bila sebuah prosesor tidak dibekali dengan teknologi Hyperthreading, maka ketika menjalankan 2 aplikasi secara bersamaan akan terjadi penurunan kinerja yg banyak karena aplikasi yg satu menimbulkan gangguan yg banyak terhadap aplikasi yg lain. Sementara itu dengan adanya HyperThreading, proses multitasking dapat berlangsung secara paralel & cepat, sehingga justru terjadi penghematan waktu yg banyak dengan cara menjalankan aplikasi secara bersamaan. Karena saat ini belum ada prosesor AMD yg memiliki teknologi HyperThreading, maka tidak heran bila waktu yg dihemat dgn multitasking pada AthlonXP1700@3300 teramat sangat kecil (4.1%). Bandingkan dengan P4 HT yg rata-rata mampu menghemat waktu sebanyak 12-15%. Perlu diingat bahwa tanpa adanya Hyperthreading, maka prosesor yg cepat sekalipun akan mengalami penurunan kinerja yg drastis ketika menjalankan banyak aplikasi.
Hot CPU Tester Lite + Super PI
1. HOT CPU Tester Lite - full CPU time 2. Super Pi 128K (menit:detik) P4 3.2 @ 3.6 (fsb225,mem180) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 $900 0:04
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem222) GA: StRacer (PAT off),CL2-6-3-3 $160 0:04
P4 2.4 @ 3.3 (fsb278,mem185) GA: Turbo (PAT off),CL2-5-2-2 0:04
P4 3.2 (fsb200,mem200) +L3cache GA: F1 (PAT on),CL2-5-2-2 0:04
P4 2.4 (fsb200,mem200) GA: F1 (PAT on), CL2-5-2-2 0:06
AXP1700@3300/2.3Ghz(fsb210,mem210) CL2-5-2-2 $50 6:30
Pada benchmark multitasking sebelumnya, ada tidaknya Hyperthreading mungkin kurang terlihat secara kontras. Namun pada benchmark multitasking yang ini anda dapat menyadari bahwa tanpa adanya Hyperthreading prosesor secepat apapun dapat menjadi 600X LEBIH LAMBAT !!! Benchmark multitasking kali ini dilakukan dengan cara membebani CPU dengan sebuah program yg menyita seluruh CPU resource, yaitu Hot CPU Tester Lite. Hot CPU Tester Lite adalah software yg menyiksa CPU dengan program kalkulasi, program ini mengirim instruksi secara terus-menerus yg akan menyita seluruh CPU resource. Tanpa adanya HyperThreading, maka semua aplikasi lain yg dijalankan bersama software ini akan menjadi terhambat karena jalur pengiriman instruksi dijejali oleh instruksi kontinyu dari Hot CPU tester Lite. Namun dengan penggunaan Hyperthreading, instruksi lain bisa lewat jalur kedua (multi-thread).
Dalam situasi seperti diatas, adanya HyperThreading jauh lebih dibutuhkan dibandingkan dengan CPU clock 10GHz sekalipun. Sebuah prosesor secepat apapun yg tidak memiliki teknologi Hyperthreading tetap saja akan mengalami kesulitan utk menjalankan aplikasi lain bila situasinya seperti diatas. Kalaupun bisa, kinerjanya akan menjadi super lambat (nyaris seperti hang). Hal tersebut terbukti pada pengujian diatas, dimana proses SuperPI 128K yg seharusnya bisa dikerjakan oleh AthlonXP1700@3300 dalam hitungan detik saja, jadi molor HINGGA 6 MENIT LEBIH karena seluruh CPU resource telah tersita oleh Hot CPU tester Lite. Sedangkan sebuah P4 yg dibekali dengan Hyperthreading tidak akan pernah mengalami masalah konyol seperti diatas, karena aplikasi seberat apapun tak akan pernah dapat menyita seluruh CPU resource pada P4 HT.
Pernahkah anda merasakan komputer seakan hang ketika CDROM drive anda kesulitan membaca CD? Itu adalah salah satu contoh dimana CPU resource habis tersedot oleh proses inisialisasi/pembacaan CD sehingga bahkan utk membuka start menu saja terjadi kelambatan yg luar biasa.
KESIMPULAN : 12 POINT PENTING
1. Hanya orang tolol yg tidak mengoverclock P4 2.4C. Sebab dalam keadaan standar prosesor seharga $160 ini dengan mudah dikalahkan oleh prosesor seharga $50. Namun setelah dioverclock ia mampu mengalahkan prosesor seharga $500. Jadi orang yg tidak mengoverclock prosesor ini sama dengan orang idiot yg membuang uang $160 dan menolak diberi uang $500. Voltase tinggi dan temperatur yg panas tidak bisa lagi menjadi alasan untuk tidak mengoverclock P4 2.4C, karena untuk mencapai angka 3GHz ke atas, prosesor ini tidak memerlukan kenaikan voltase yg tinggi yg berarti peningkatan temperatur juga tidak akan banyak. Bahkan seringkali kenaikan volatse tidak diperlukan ehingga suhu adem-adem saja meski dalam kondisi overclock. Dalam kondisi seperti heatsink standard bahkan sudah memadai.
2. Banyak yg mengira bahwa overclocking dengan P4 FSB800 dengan motherboard i865PE dan i875PE membutuhkan memory mahal (DDR PC4000). Padahal dari pengujian jelas membuktikan bahwa tingginya memory clock tidak terlalu berdampak pada kinerja. Tingginya FSB justru lebih mendongkrak kinerja. Dengan mengatur setting DRAM Ratio pada 5:4 atau 3:2 anda dapat menggenjot FSB setinggi mungkin tanpa harus menaikkan memory clock.
3. Prosesor P4 yg mahal tidak harus menggunakan motherboard mahal. Prosesor mahal seperti P4 3.2 Extreme Edition dapat jalan di motherboard i865PE yg harganya cuma berkisar $100 saja. Untuk menikmati PAT anda juga tidak harus menggunakan motherboard i875P yg notabene harganya hampir 2X lebih mahal dibanding i865PE. Sebab motherboard i865PE seperti ABIT IS7 sudah dilengkapi PAT juga. Bahkan bila PAT-nya sama-sama aktif, performa i865PE lebih tinggi dibanding i875P. Dengan PAT yg bisa di-nonaktifkan pada i865PE, anda bahkan bisa mencapai FSB tinggi tanpa kehilangan kestabilan. Hasil benchmark membuktikan overclocking dgn FSB yg tinggi sangat mendongkrak kinerja.
4. Overcloking FSB pada P4 bukanlah sesuatu yg menyebabkan kerusakan fatal. Ini dikarenakan PCI dan AGP lock yg bisa dikunci di 33MHz dan 66MHz. Oleh karena itu overclocking dgn FSB setinggi apapun tidak akan menyebabkan data di hardisk anda hilang ataupun peripheral PCI dan AGP anda rusak. Sementara itu overcloking FSB pada Athlon64 / Athlon FX-51 adalah sesuatu yg dapat menyebabkan kerusakan fatal. Ini dikarenakan PCI dan AGP clock yg tidak dapat dikunci di 33MHz dan 66MHz. Sehingga ketika menaikkan FSB, data-data di hardisk anda serta peripheral PCI dan AGP dapat rusak.
5. Penambahan L3 cache sebesar 2MB pada P4 HT EE terbukti memberikan peningkatan kinerja sangat banyak pada game 3D. Sedangkan aplikasi yg bersifat rendering/encoding tidak mengalami peningkatan kinerja yg signifikan dgn adanya L3 cache.
6. Bila anda sudah memiliki AthlonXP Tbred yg berjalan di atas 2GHz, anda tak akan merasakan peningkatan performa yg banyak dengan beralih ke Athlon64 3200 yg notabene harganya 10X lebih mahal
7. Hanya orang tolol yg membeli AXP Barton dengan harga diatas $100 (Barton 2600 ke atas). Sebab perbedaan kinerja antara TBred-B dgn Barton sangatlah tipis. Dan dengan dana $100 ke atas lebih baik anda membeli P4 2.4C yg performa dan kemampuan overcloknya mustahil dikalahkan oleh Barton. Barton yg paling mahal sekalipun tak akan pernah bisa mengalahkan P4 2.4C@3.3
8. Hanya orang bodoh yg mengira bahwa prosesor 64-bit (Athlon64) dapat mempercepat aplikasi 32bit. Kalaupun ada peningkatan kinerja, itu sebagian besar karena adanya integrated memory controller / Hypertransport. Pada Athlon FX-51 peningkatan kinerja lebih banyak berasal dari penggunaan dual channel Registered DDR yg harganya sangat tidak murah, serta memory controller 128-bit (Athlon64 menggunakan memory controller 64-bit)
9. Mengangap MHz Intel sama dengan MHz AMD sama seperti menganggap kecepatan Km/jam sama dengan Mil/jam. Rasio perbandingan MHz antara prosesor Intel dengan AMD adalah 1: 1.4. Jadi 1000 MHz-nya AMD setara dengan 1400 MHz nya Intel. Oleh karena itu untuk mempermudah perbandingan dengan prosesor Intel, AMD menggunakan angka Performance Rating. Contoh: AMD 2.2GHz performanya dianggap setara Intel 3.2GHz maka disebut sebagai AMD 3200+
10. Untuk kelas high-end desktop, harga platform Intel jauh lebih murah drpd platform AMD. P4 3.2 Extreme Edition dapat berjalan di motherboard seharga $110 (i865PE) dan memory DDR biasa. Sedangkan Athlon FX-51 membutuhkan motherboard yg lebih mahal dan memory Registered DDR yg harganya lebih mahal drpd DDR biasa. Bila anda sudah menggunakan motherboard i875P atau i865PE, maka biaya upgrade ke P4 3.2 Extreme Edition akan jauh lebih murah drpd biaya upgrade ke Athlon FX-51.
11. Fakta finansial membuktikan bahwa profit margin Intel mencapai 50% lebih, sedangkan AMD mengalami kerugian. Profit Intel tetap akan selalu lebih besar drpd AMD. Karena untuk menciptakan prosesor dgn performa lebih kencang, Intel hampir tak pernah merubah design CPU-nya yg lama (tanpa kerja keras). Sedangkan AMD selalu harus melakukan perombakan design CPU mereka secara besar-besaran (kerja keras) yg tentunya menelan tenaga & biaya riset yg jauh lebih besar drpd yg dikeluarkan Intel. Hal tersebut sama seperti perumpamaan berikut ini: Untuk mendapat uang 1 juta, seorang konglomerat hanya perlu angkat telpon sambil tidur-tiduran saja, sedangkan seorang pedagang asongan harus kerja keras berkeliling sebulan penuh untuk mendapatkan uang sebanyak itu. Selamanya pedangan asongan akan sulit untuk menjadi konglomerat, kecuali ia beruntung menang togel ratusan juta rupiah. Selamanya AMD juga sulit untuk sebesar & semakmur Intel, kecuali mereka ketiban rontokan uang emas dari langit.
12. Seluruh hasil benchmark membuktikan bahwa P4 2.4C@3.3 adalah prosesor yg paling ideal untuk dimiliki. Karena dengan dana $160 anda dijamin dapat mengalahkan performa Athlon64 3200 seharga $500. Bahkan di beberapa benchmark Athlon FX-51 ($700) saja bisa ditaklukkan. AthlonXP1700@3300 seharga $50 masih cukup menarik, mengingat kemampuannya yg mampu mengimbangi Athlon64 3200 yg harganya 10X lebih mahal. Namun AthlonXP 3200 jelas bukan trandingan P4 2.4C@3.3 yg perkasa itu.
Intel VS AMD: Menunda teknologi vs. menemukan teknologi
Banyak orang yg mencoba mensejajarkan antara Intel dan AMD. Tentunya hal tersebut sah-sah saja. Memang harus diakui bahwa upaya AMD yg banyak melakukan berbagai inovasi baru utk menyamai Intel patut diacungi jempol. Tapi perlu diketahui bahwa sesunguhnya Intel saat ini tidak benar-benar berlomba menemukan inovasi baru dengan AMD, sebab yg dilakukan Intel saat ini hanyalah menunda teknologi yg telah ditemukannya bertahun-tahun yg lalu. Menurut salah satu sumber Intel yg bekerja di bagian R&D, Intel saat ini bahkan tengah mengembangkan prosesor yg sudah berkecepatan 7GHz. Bila saat ini yg ada di pasaran hanyalah 3.2 GHz, itu semata karena Intel memang suka menunda memberikan teknologi kepada konsumen demi profit yg lebih maximal tentunya. Fakta yg paling gampang, Intel saat ini jelas-jelas sudah bisa mengeluarkan P4 3.6 EE (ini terbukti dari hasil overclocking 3.2EE yg bisa jalan di 3.6Ghz dengan voltase standard). Namun Intel tetap tak mau melakukannya karena terbukti dengan P4 3.2EE saja Athlon FX-51 sudah cukup kesulitan. Jadi Intel merasa tak perlu menunjukkan kehebatan yg terlalu berlebihan, mereka lebih memilih untuk menyimpan keunggulan tsb utk dikeluarkan secara bertahap utk mengimbangi inovasi-inovasi baru yg dikeluarkan AMD. Bukti lainnya adalah teknologi HyperThreading yg sebenarnya sudah ada pada P4 generasi pertama (Willamette) atau tepatnya ketika AMD masih mengandalkan Thunderbird. Saat itu Intel tak mau mengaktifkannya, karena merasa belum perlu. Bertahun-tahun kemudian Intel akhirnya baru mengaktifkan HT pada P4.
Apa yg dilakukan AMD sekarang ini adalah seperti seorang petinju amatir yg sanggup bertarung 12 ronde dengan Mike Tyson yg sedang berpura-pura sebagai petinju blo'on. Mike Tyson bisa saja mengkanvaskan si pentinju amatir dalam detik pertama, tapi supaya pertarungan berlangsung lama & nilai komersilnya lebih tinggi, maka Mike Tyson memutuskan utk berpura-pura hanya menang angka saja dibanding petinju amatir tsb.
Jadi teknologi yg ada pada AMD sekarang ini sudah ditemukan oleh Intel beberapa tahun yg lalu. Dan yg dilakukan Intel saat ini adalah menunda teknologi terbarunya, dan mengeluarkannya secara bertahap demi aspek bisnis. Bila AMD saat ini menemukan teknologi baru dgn harapan utk menyamai Intel, yg dilakukan Intel hanyalah mengeluarkan teknologi lamanya agar terkesan sedikit diatas teknologi yg barusan ditemukan AMD.
Fakta lain yg membuktikan bahwa yg dilakukan Intel adalah menunda teknologi yaitu: Chipset Intel jarang sekali memiliki bug. Kita tahu bahwa chipset Springdale (i865PE) & Canterwood (i875P) adalah chipset yg notabene baru gres, namun anehnya sama sekali tak ada bug menghebohkan yg menyertainya. Bandingkan dengan chipset untuk prosesor AMD yg dalam sejarahnya selalui diwarnai berbagai bug, mulai dari jaman VIA KT133, KT266, KT333, hingga nforce3 yg kini juga masih mengalami masalah dgn AGP bus. Pengguna AMD pun kerap dibingungkan dengan banyaknya revisi-revisi chipset untuk prosesor AMD. Ini menandakan bahwa inovasi apapun yg dilakukan oleh AMD adalah MEMANG BENAR-BENAR SESUATU YG BARU, sebab bug adalah sesuatu yg identik dengan penemuan baru. Nyaris sempurnanya chipset-chipet Intel adalah sebuah bukti bahwa teknologi tersebut sebenarnya sudah ditemukan jauh-jauh hari sebelum teknologi tersebut diperkenalkan kepada konsumen. Sebab apa yg dilakukan intel adalah menunda teknologi yg sebenarnya sudah siap untuk dipasarkan.
Jadi jelas sulit bagi AMD untuk menyalip Intel. Karena logikanya intel sudah start terlebih dahulu dan hingga kini juga tetap melakukan research dengan dana yg tentunya lebih banyak dibanding AMD. Saat ini AMD masih berkutat dibawah 3GHz, sedangkan Intel sudah memiliki prosesor 7GHz. Maka andaikan AMD telah berhasil menembus angka 5GHz, mungkin para insinyur Intel sudah melakukan experimen prosesor di dimensi lain.
AMBISI AMD & PROSESOR 64BIT: TUKANG PARKIR YG MERASA SUDAH JADI WALIKOTA
Tindakan berani AMD mengeluarkan prosesor desktop 64-bit memang patut diakui. Sebab selama ini prosesor 64-bit & aplikasi 64-bit hanya umum diterapkan pada server & workstation, sehingga jelas aplikasi 64-bit belum pernah ditemui di segmen komputer desktop yg umum kita pakai sehari-hari. AMD tampaknya terlalu optimis bahwa dunia software bakal membuat aplikasi 64-bit untuk mendukung prosesor mereka. Sebab nyatanya hingga kini sambutan para developer software terhadap prosesor desktop 64-bit terkesan adem-adem saja. Tak dapt dipungkiri bahwa banyak developer software yg merasa malas & tak berminat untuk mengeluarkan versi 64-bit. AMD seharusnya sadar bahwa produsen CPU yg dapat mempengaruhi/mendikte developer software adalah produsen CPU yg merupakan market leader. Sedangkan AMD sendiri jelas-jelas bukanlah market leader. Market leader yg saat ini menguasai 83% market share prosesor di dunia adalah Intel. Seharusnya dengan market share AMD yg hanya berkisar 15% saja, mereka tak boleh terlalu berharap akan mampu mengubah dunia. Aplikasi 32-bit dan 64-bit adalah sesuatu yg jauh berbeda. Untuk memanfaatkan prosesor 64-bit dibutuhkan aplikasi & juga Operating System 64-bit yg ini berarti harus merayu Microsoft selaku developer utama di segmen OS desktop utama utk membuat Windows XP 64bit. Dengan market share prosesor AMD yg jauh lebih kecil drpd Intel, maukah Microsoft dan developer software memeras keringat untuk beralih ke dunia 64-bit? Bila populasi becak hanya ada di Indonesia saja, apakah dengan begitu sebuah pabrik becak dapat mengajak produsen ban ternama seperti Goodyear & Bridgestone utk memproduksi ban khusus becak?
Microsoft & para developer software yg membuat software 64-bit tentu tak bisa berharap akan mendapat profit yg banyak karena keterbatasan market share AMD itu sendiri, belum lagi market share prosesor AMD 64 bit yg tentunya makin kecil lagi. Bahkan Intel yg notabene adalah market leader saja merasa belum saatnya bagi mereka utk mengubah dunia komputer desktop dari 32-bit ke 64-bit. Oleh karena itu dalam hal peralihan ke dunia 64-bit ini AMD boleh dibilang memiliki rasa percaya diri yg terlalu berlebihan, terutama bila melihat kondisi finansial AMD yg terus merugi, yg tentunya cukup kontras dibanding Intel yg profit marginnya mencapai 50% lebih !!
Apabila seorang tukang parkir mampu berkuasa di sebuah pojok jalan, apakah dengan begitu ia mampu merubah undang-undang perparkiran di kota tersebut? Seorang walikota saja membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan ijin dari berbagai pihak hanya untuk mengeluarkan undang-undang perparkiran yg baru. Jadi jangan harap seorang tukang parkir yg hanya bermodal sempritan dapat melakukannya dengan mudah. AMD dengan market share yg sangat kecil dibanding Intel, ibarat tukang parkir yg sedang bermimpi menjadi walikota. Jadi kita lihat saja apakah si tukang parkir ini mampu merubah dunia.
ATHLON 64-BIT: BOLEH BELI SEKARANG TAPI BAYAR BELAKANGAN
AMD memang harus diacungi jempol karena mencoba memelopori prosesor desktop 64-bit. Namun sayangnya fakta membuktikan bahwa performanya ternyata tidak lebih baik dibanding prosesor 32-bit (P4 dan AthlonXP) dalam menjalankan berbagai aplikasi yg ada sekarang (32-bit) Performa Athlon64 dan Athlon FX-51 dalam menjalankan aplikasi 64-bit belum bisa dibanggakan karena hingga saat ini belum ada aplikasi desktop 64-bit. Jadi sangatlah konyol bila anda rela membayar mahal demi sebuah iming-iming performa 64-bit yg saat ini belum dapat dinikmati. Ibaratnya: Bila sekarang masih musim kemarau, apakah cukup waras membeli jas hujan dengan harga yg jauh diatas normal hanya karena jas hujan adalah barang langka di musim kemarau? Bukankah lebih bijaksana bila menunggu musim hujan tiba dan saat itu jas hujan murah & banyak tersedia dimana-mana. Apalagi dengan menggunakan jas hujan di musim kemarau tak berarti anda akan terlihat lebih keren (justru terlihat tolol). Saat ini memang hanya Athlon64 / FX-51 yg merupakan satu-satunya prosesor desktop 64-bit, sehingga AMD tentunya mematok harga yg cukup mahal. Namun menggunakan prosesor 64-bit pada saat sekarang ini tak berarti anda akan mendapat kecepatan lebih kencang drpd prosesor 32-bit yg biasa. Pada beberapa benchmark bahkan AXP1700@3300 seharga $50 sanggup mengalahkan Athlon64 3200 seharga $500.
Karena masa depan software desktop 64-bit masih belum jelas, maka membeli Athlon64 dan Athlon FX-51 saat ini sama dengan membayar mahal demi sebuah manfaat yg belum jelas kapan dapat dirasakan. Kalau hanya utk mempercepat aplikasi yg ada sekarang ini, prosesor dgn harga dibawah $200 saja sudah cukup. Pada hasil benchmark terbukti bahwa P4 2.4C@3.3 seharga $160 tak pernah bisa dikalahkan oleh Athlon64 3200 yg harganya $500. AthlonXP 1700@3300 seharga $50 bahkan memberikan kinerja yg terkadang melebihi Athlon64 3200.
Jadi kalau anda memang berniat membeli Athlon64 3200 atau Athlon FX-51 yg harganya mahal itu, REVIEWLAND menganjurkan anda untuk membayar SETENGAH HARGANYA SAJA, sisa uangnya baru anda bayar setelah Windows XP versi 64-bit & berbagai aplikasi 64-bit lainnya muncul dan mendapat dukungan driver yg lengkap. Hukum konsumen mengatakan: bayarlah apa yg dapat anda nikmati, jangan membayar sesuatu yg tak dapat dinikmati. Untuk saat ini performa 64-bit jelas tak dapat dinikmati oleh konsumen, jadi boleh dianggap sebagai iming-iming/janji belaka. Janganlah mau membayar sesuatu yg hanya bersifat janji. Logikanya, JANJI harus dibayar dengan JANJI pula. Jadi janji AMD akan populernya aplikasi 64-bit cukup anda bayar dengan janji anda untuk membayar uang sisanya di kemudian hari.
|
0 comments:
Post a Comment