Bintang film Jomblo, Ringgo Agus Rahman menilai apa yang dilakukan oleh pemerintah, yang membebankan bea masuk dan pajak yang tinggi terhadap Film Import adalah tindakan konyol. Dampaknya adalah penarikan film-film import, seperti produksi film Holywood dan non Holywood dari Tanah Air.
Ringgo Agus Rahman|Foto: Yayat Ruhayat C&R
"Hal itu sangat konyol. Bahkan pihak luar pun menganggap konyol dengan kenaikan pajak yang kurang masuk akal," ujar Ringgo saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya, Sabtu (19/2/2011).
Pemerintah yang dianggap Ringgo tidak memikirkan dampak negatif ke depan atas kenaikan pajak tersebut. "Hebat yah, pemerintah kita lagi-lagi buat kejutan, buat Hollywood ini masalah kecil, karena tanpa siar di Indonesia pun mereka nggak akan merasa rugi sama sekali," tambah Ringgo.
Dampak dari penarikan film import akan berimbas besar bagi para pengusaha bioskop dan secara otomatis para pekerjanya, mengingat film-film Indonesia saat ini hanya bisa memproduksi film 50 sampai 60 film pertahun. "Bioskop bisa bangkrut kalau kuota film nasionalnya enggak memenuhi studio yang tersedia. Dan kalau nanti bioskop gak ada alias bangrut, kita mau nayangin film Indonesia di mana," terang Ringgo.
Ringgo melanjutkan, seharusnya pemerintah bukan menaikan pajak film import, akan tetapi menurunkan pajak film lokal. "Hal itu enggak bisa dibilang membantu film nasional, namun justru malah merusak," terang Ringgo.(Deva)
0 comments:
Post a Comment